News


BNI as Official Bank of CEO Summit 2013 : Kesiapan BNI memfasilitasi transaksi finansial selama APEC 2013

Jakarta, 26 September 2013.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank nasional dengan kapabilitas global senantiasa berperan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan transaksi bisnis internasional. Untuk itu BNI selalu berperan aktif dalam berbagai perhelatan berskala nasional maupun internasional di Indonesia, diantaranya adalah : 42nd Annual Meeting Board of Governors Asian Development Bank di Bali Tahun 2009, World Ocean Conference di Manado Tahun 2009, FIABCI (The International Real Estate Federation) Congress di Bali tahun 2010, dan Kongress Diaspora Indonesia ke-2 Tahun 2013 yang menghadirkan ribuan diaspora Indonesia dari berbagai negara.

Dalam penyelenggaraan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Meeting tahun 2013 ini, BNI juga berpartisipasi sebagai official bank untuk menangkap peluang strategis yang dapat diperoleh Indonesia dari perhelatan Asia Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2013. Untuk itu BNI aktif mendukung sebagai sponsor beberapa pertemuan penting menjelang pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit dengan harapan akan mampu menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia kepada dunia.

Beberapa rangkaian acara APEC yang didukung BNI menjelang pelaksanaan APEC CEO Summit 2013, diantaranya adalah

  1. APEC Women & The Economic Forum pada 4-5 September 2013,
  2. APEC Business Advisory Council (ABAC) Meeting tanggal 1-5 Oktober 2013,
  3. APEC Youth Leader Meeting pada 1-7 Oktober 2013,
  4. APEC SME's Meeting pada 4-5 Oktober 2013, dan
  5. APEC CEO Summit Indonesia 2013 pada 6-7 Oktober 2013 sebagai salah satu puncak acara APEC.

Terkait dengan dukungan diatas, Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo yang menjadi salah satu Alternate Member dari APEC Business Advisory Council (ABAC), akan menghadiri pertemuan ABAC Meeting Tanggal 1 - 4 Oktober 2013 yang dilanjutkan dengan APEC CEO Summit. dan pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit.

Pada pertemuan ABAC yang dihadiri oleh perwakilan senior sektor bisnis dari setiap negara APEC, akan dihasilkan gagasan-gagasan spesifik terkait dunia usaha yang kemudian disampaikan sebagai rekomendasi kepada para pemimpin negara-negara anggota APEC pada APEC Leader Summit, terutama dalam mengimplementasikan Osaka Action Agenda (OAA), Trade and Investment Liberalization (TILF), Economic and Technical Cooperation (Ecotech), dan prioritas lainnya yang berkorelasi dengan dunia usaha. Dengan adanya rekomendasi tersebut akan menjadikan hasil kesepakatan yang akan diperoleh dari APEC Leader Summit menjadi lebih membumi, terutama menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia yang menjadi salah satu dari sedikit negara dengan perekonomian yang tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi global.

"Kami mendukung sepenuhnya ABAC Meeting karena hasil yang dikeluarkan akan menjadi keputusan-keputusan konkrit," tegas Gatot. Kemudian Gatot mengutarakan, dukungan BNI pada pelaksanaan APEC CEO Summit 2013 didorong oleh arti penting dari pertemuan tersebut sebagai salah satu acara bisnis terpenting di kawasan Asia Pasific tahun ini. APEC CEO Summit 2013 bertema “Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy” akan menjadi ajang pertukaran pikiran antara pemimpin-pemimpin Negara APEC dengan pemimpin-pemimpin bisnis dan pemikir-pemikir inovatif tingkat dunia. Hasil pertukaran pikiran akan menunjang terciptanya pertumbuhan berkelanjutan yang lebih inklusif sehingga mendorong tercapainya tujuan pembangunan dan kesejahteraan umum.

Jumlah delegasi yang menyatakan konfirmasi akan hadir di APEC CEO Summit Indonesia 2013 mencapai sekitar 1.300 CEO dari 21 negara. "Dalam hal ini, kehadiran delegasi China yang begitu besar, lebih dari 300 orang, menunjukkan betapa penting pertemuan APEC ini bagi para pemimpin bisnis China" ungkap Gatot.

Survei CEO Global ke-16 PricewaterhouseCoopers (PWC) International yang dilakukan atas para pemimpin bisnis di 68 negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi puncak dari 10 negara tujuan ekspansi bisnis para CEO dunia. Alasannya, sebagian besar CEO menilai bahwa ekspansi bisnis hanya dapat dilakukan ke sumber pertumbuhan ekonomi yang masih terjadi. Dalam hal ini, salah satu sasaran utamanya adalah Indonesia, negara yang mencatatkan pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 5,8% dalam lima tahun terakhir.

PWC juga meyakini bahwa purchasing power parity (PPP) Indonesia pada tahun 2050 akan melampaui beberapa negara maju, seperti Jerman, Perancis, bahkan Inggris serta negara-negara anggota G7 yang selama ini terus menjadi tujuan ekspansi para pemimpin bisnis skala global. Indonesia dan enam negara lain yang dikelompokkan sebagai kelompok E7 (China, India, Brazil, Rusia, Meksiko, dan Turki) dipercaya akan mampu mengambil-alih perhatian para pemimpin bisnis dunia ke depan.

BNI Siap
Bank Negara Indonesia sebagai bank asal Indonesia satu-satunya yang saat ini memiliki fokus jelas pada bisnis internasional menjadi yang paling siap menjembatani setiap kebutuhan investasi asing di Indonesia. Kelengkapan yang dimiliki BNI dalam memaksimalkan visi bisnis Bridging Indonesia to The World adalah adanya lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; Remittance Representative yang tersebar di Malaysia, Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

BNI juga menjadi bank perintis pilot project yang menjembatani relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia, dalam hal ini membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Indonesia melalui unit khusus bernama Japan Desk. Sudah sekitar 50 bank regional Jepang yang bekerjasama dengan BNI dalam memudahkan transaksi bisnis dan pengelolaan dana pelaku usaha Jepang di Indonesia. Bahkan BNI juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.000 hektar di Karawang yang dapat ditempati pelaku usaha Jepang yang ingin merelokasi usahanya di Indonesia. BNI juga berinisiatif membangun kerja sama lebih erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam memudahkan proses perizinan setiap pengusaha Jepang yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

BNI juga berada di garda depan dalam memaksimalkan kontribusi para diaspora Indonesia yang berkeinginan memajukan Indonesia. Saat ini BNI tengah serius menyiapkan sebuah produk keuangan yang dapat menjembatani aliran modal dari uang milik para diaspora Indonesia di luar negeri agar dapat dialirkan ke dalam negeri sebagai sumber pendanaan investasi riil di Indonesia.

Arus modal asing yang masuk ke Indonesia ini penting karena berdasarkan survei PWC, Indonesia merupakan negara yang akan berkembang dari dua sisi bisnis sekaligus, baik dari segi konsumer, maupun produsen. Indonesia dapat dijadikan basis pasar untuk produk-produk konsumer, tetapi juga layak dipertimbangkan sebagai basis produksi. Untuk itu, BNI telah siap dengan beragam produk consumer banking dan business banking.

Salah satu produk Consumer banking terbaru yang dikembangkan BNI adalah BNI Debit Online, yang memungkinkan transaksi belanja dilakukan dengan menggunakan kartu debit, secara aman. Produk lain adalah pembayaran pajak dari luar negeri yang dapat dilakukan menggunakan Modul Penerimaan Negara (MPN) Valuta Asing milik Kementerian Keuangan secara langsung. BNI juga unggul dalam penyediaan produk Trade Finance, salah satu tulang punggung terealisasikannya perdagangan internasional antara Indonesia dan pelaku usaha dunia. "Intinya, keperluan bisnis apapun di Indonesia yang ingin dilakukan pelaku usaha asing, dapat dilakukan dengan BNI," ujar Gatot.

Program BNI
Beberapa program yang akan dilaksanakan BNI selama pelaksanaan APEC Summit 2013 di Bali antara lain memberikan pelatihan lengkap kepada 30 anak muda Indonesia untuk tampil percaya diri bersama 100 delegasi lain dari berbagai negara anggota APEC. BNI juga mengikutsertakan para produsen produk unggulan asli Indonesia dari Kampung BNI (KBNI) Tenun Sumatera Selatan, KBNI Tenun Sumba, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Tenun Toraja, KBNI Seni Kamasan, plus enam mitra binaan lain yang ada di Denpasar, Bali. Mereka akan mengikuti pameran produk disela-sela APEC SME's Meeting, 2-5 Oktober 2015. Ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya membiayai bisnis mereka, akan tetapi juga membantu mereka untuk naik kelas dengan mencarikan pasar-pasar baru di luar negeri.

BNI juga telah menyiapkan 49 kantor cabang BNI di seluruh Bali yang disiapkan untuk mendukung perhelatan akbar APEC ini. Itu dilengkapi dengan 244 ATM yang disiagakan, plus 3.168 mesin EDC yang disiapkan untuk memudahkan transaksi pembayaran nontunai sepanjang pelaksanaan APEC Summit itu. Selain itu, BNI juga menyiapkan berbagai titik Bank Service lainnya yang lebih luas di Bali International Convention Centre, Ayana, dan Patra Jasa.

 

Jakarta, 26 September 2013.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank nasional dengan kapabilitas global senantiasa berperan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan transaksi bisnis internasional. Untuk itu BNI selalu berperan aktif dalam berbagai perhelatan berskala nasional maupun internasional di Indonesia, diantaranya adalah : 42nd Annual Meeting Board of Governors Asian Development Bank di Bali Tahun 2009, World Ocean Conference di Manado Tahun 2009, FIABCI (The International Real Estate Federation) Congress di Bali tahun 2010, dan Kongress Diaspora Indonesia ke-2 Tahun 2013 yang menghadirkan ribuan diaspora Indonesia dari berbagai negara.

Dalam penyelenggaraan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Meeting tahun 2013 ini, BNI juga berpartisipasi sebagai official bank untuk menangkap peluang strategis yang dapat diperoleh Indonesia dari perhelatan Asia Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2013. Untuk itu BNI aktif mendukung sebagai sponsor beberapa pertemuan penting menjelang pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit dengan harapan akan mampu menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia kepada dunia.

Beberapa rangkaian acara APEC yang didukung BNI menjelang pelaksanaan APEC CEO Summit 2013, diantaranya adalah

  1. APEC Women & The Economic Forum pada 4-5 September 2013,
  2. APEC Business Advisory Council (ABAC) Meeting tanggal 1-5 Oktober 2013,
  3. APEC Youth Leader Meeting pada 1-7 Oktober 2013,
  4. APEC SME's Meeting pada 4-5 Oktober 2013, dan
  5. APEC CEO Summit Indonesia 2013 pada 6-7 Oktober 2013 sebagai salah satu puncak acara APEC.

Terkait dengan dukungan diatas, Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo yang menjadi salah satu Alternate Member dari APEC Business Advisory Council (ABAC), akan menghadiri pertemuan ABAC Meeting Tanggal 1 - 4 Oktober 2013 yang dilanjutkan dengan APEC CEO Summit. dan pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit.

Pada pertemuan ABAC yang dihadiri oleh perwakilan senior sektor bisnis dari setiap negara APEC, akan dihasilkan gagasan-gagasan spesifik terkait dunia usaha yang kemudian disampaikan sebagai rekomendasi kepada para pemimpin negara-negara anggota APEC pada APEC Leader Summit, terutama dalam mengimplementasikan Osaka Action Agenda (OAA), Trade and Investment Liberalization (TILF), Economic and Technical Cooperation (Ecotech), dan prioritas lainnya yang berkorelasi dengan dunia usaha. Dengan adanya rekomendasi tersebut akan menjadikan hasil kesepakatan yang akan diperoleh dari APEC Leader Summit menjadi lebih membumi, terutama menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia yang menjadi salah satu dari sedikit negara dengan perekonomian yang tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi global.

"Kami mendukung sepenuhnya ABAC Meeting karena hasil yang dikeluarkan akan menjadi keputusan-keputusan konkrit," tegas Gatot. Kemudian Gatot mengutarakan, dukungan BNI pada pelaksanaan APEC CEO Summit 2013 didorong oleh arti penting dari pertemuan tersebut sebagai salah satu acara bisnis terpenting di kawasan Asia Pasific tahun ini. APEC CEO Summit 2013 bertema “Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy” akan menjadi ajang pertukaran pikiran antara pemimpin-pemimpin Negara APEC dengan pemimpin-pemimpin bisnis dan pemikir-pemikir inovatif tingkat dunia. Hasil pertukaran pikiran akan menunjang terciptanya pertumbuhan berkelanjutan yang lebih inklusif sehingga mendorong tercapainya tujuan pembangunan dan kesejahteraan umum.

Jumlah delegasi yang menyatakan konfirmasi akan hadir di APEC CEO Summit Indonesia 2013 mencapai sekitar 1.300 CEO dari 21 negara. "Dalam hal ini, kehadiran delegasi China yang begitu besar, lebih dari 300 orang, menunjukkan betapa penting pertemuan APEC ini bagi para pemimpin bisnis China" ungkap Gatot.

Survei CEO Global ke-16 PricewaterhouseCoopers (PWC) International yang dilakukan atas para pemimpin bisnis di 68 negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi puncak dari 10 negara tujuan ekspansi bisnis para CEO dunia. Alasannya, sebagian besar CEO menilai bahwa ekspansi bisnis hanya dapat dilakukan ke sumber pertumbuhan ekonomi yang masih terjadi. Dalam hal ini, salah satu sasaran utamanya adalah Indonesia, negara yang mencatatkan pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 5,8% dalam lima tahun terakhir.

PWC juga meyakini bahwa purchasing power parity (PPP) Indonesia pada tahun 2050 akan melampaui beberapa negara maju, seperti Jerman, Perancis, bahkan Inggris serta negara-negara anggota G7 yang selama ini terus menjadi tujuan ekspansi para pemimpin bisnis skala global. Indonesia dan enam negara lain yang dikelompokkan sebagai kelompok E7 (China, India, Brazil, Rusia, Meksiko, dan Turki) dipercaya akan mampu mengambil-alih perhatian para pemimpin bisnis dunia ke depan.

BNI Siap
Bank Negara Indonesia sebagai bank asal Indonesia satu-satunya yang saat ini memiliki fokus jelas pada bisnis internasional menjadi yang paling siap menjembatani setiap kebutuhan investasi asing di Indonesia. Kelengkapan yang dimiliki BNI dalam memaksimalkan visi bisnis Bridging Indonesia to The World adalah adanya lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; Remittance Representative yang tersebar di Malaysia, Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

BNI juga menjadi bank perintis pilot project yang menjembatani relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia, dalam hal ini membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Indonesia melalui unit khusus bernama Japan Desk. Sudah sekitar 50 bank regional Jepang yang bekerjasama dengan BNI dalam memudahkan transaksi bisnis dan pengelolaan dana pelaku usaha Jepang di Indonesia. Bahkan BNI juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.000 hektar di Karawang yang dapat ditempati pelaku usaha Jepang yang ingin merelokasi usahanya di Indonesia. BNI juga berinisiatif membangun kerja sama lebih erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam memudahkan proses perizinan setiap pengusaha Jepang yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

BNI juga berada di garda depan dalam memaksimalkan kontribusi para diaspora Indonesia yang berkeinginan memajukan Indonesia. Saat ini BNI tengah serius menyiapkan sebuah produk keuangan yang dapat menjembatani aliran modal dari uang milik para diaspora Indonesia di luar negeri agar dapat dialirkan ke dalam negeri sebagai sumber pendanaan investasi riil di Indonesia.

Arus modal asing yang masuk ke Indonesia ini penting karena berdasarkan survei PWC, Indonesia merupakan negara yang akan berkembang dari dua sisi bisnis sekaligus, baik dari segi konsumer, maupun produsen. Indonesia dapat dijadikan basis pasar untuk produk-produk konsumer, tetapi juga layak dipertimbangkan sebagai basis produksi. Untuk itu, BNI telah siap dengan beragam produk consumer banking dan business banking.

Salah satu produk Consumer banking terbaru yang dikembangkan BNI adalah BNI Debit Online, yang memungkinkan transaksi belanja dilakukan dengan menggunakan kartu debit, secara aman. Produk lain adalah pembayaran pajak dari luar negeri yang dapat dilakukan menggunakan Modul Penerimaan Negara (MPN) Valuta Asing milik Kementerian Keuangan secara langsung. BNI juga unggul dalam penyediaan produk Trade Finance, salah satu tulang punggung terealisasikannya perdagangan internasional antara Indonesia dan pelaku usaha dunia. "Intinya, keperluan bisnis apapun di Indonesia yang ingin dilakukan pelaku usaha asing, dapat dilakukan dengan BNI," ujar Gatot.

Program BNI
Beberapa program yang akan dilaksanakan BNI selama pelaksanaan APEC Summit 2013 di Bali antara lain memberikan pelatihan lengkap kepada 30 anak muda Indonesia untuk tampil percaya diri bersama 100 delegasi lain dari berbagai negara anggota APEC. BNI juga mengikutsertakan para produsen produk unggulan asli Indonesia dari Kampung BNI (KBNI) Tenun Sumatera Selatan, KBNI Tenun Sumba, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Tenun Toraja, KBNI Seni Kamasan, plus enam mitra binaan lain yang ada di Denpasar, Bali. Mereka akan mengikuti pameran produk disela-sela APEC SME's Meeting, 2-5 Oktober 2015. Ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya membiayai bisnis mereka, akan tetapi juga membantu mereka untuk naik kelas dengan mencarikan pasar-pasar baru di luar negeri.

BNI juga telah menyiapkan 49 kantor cabang BNI di seluruh Bali yang disiapkan untuk mendukung perhelatan akbar APEC ini. Itu dilengkapi dengan 244 ATM yang disiagakan, plus 3.168 mesin EDC yang disiapkan untuk memudahkan transaksi pembayaran nontunai sepanjang pelaksanaan APEC Summit itu. Selain itu, BNI juga menyiapkan berbagai titik Bank Service lainnya yang lebih luas di Bali International Convention Centre, Ayana, dan Patra Jasa.

 

Related

News Archive