Monday, 24 Oktober 2022
“In risk, there is reward.”-Carl Icahn (Founder of Icahn Enterprises & former U.S. President Donald Trump Advisor on Financial Regulation)-
Indikator
Global Market
Pasar saham Wall Street menguat saat akhir perdagangan pada pekan lalu, menyusul pemberitaan bahwa The Fed mungkin mendiskusikan kenaikan suku bunga acuan lebih rendah pada bulan Desember. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 748,97 poin, atau 2,47%, menjadi 31.082,56. Indeks S&P 500 naik 86,97 poin, atau 2,37%, menjadi 3.752,75 dan Indeks Nasdaq Composite bertambah 244,87 poin, atau 2,31%, menjadi 10.859,72. Kabar tersebut meningkatkan harapan bank sentral mungkin siap untuk mengadopsi kebijakan yang kurang agresif. Namun, para analis memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dahulu, pada bulan November ini.
Pasar saham Eropa mayoritas terkoreksi pada pada perdagangan akhir pekan lalu, disebabkan naiknya kekhawatiran bahwa bank sentral global akan mempertahankan sikap agresif mereka dalam meredam inflasi. Kinerja emiten Eropa yang suram menambah kekhawatiran tentang resesi. Indeks Pan Eropa, Stoxx 600 ditutup di zona negatif, melemah 0,62% ke 396,29. Sebagian besar bursa utama Eropa juga melemah. Indeks DAX Jerman melemah 0,29% ke level 12.730,90. Indeks CAC Perancis turun 0,85% ke level 6.035,39. Indeks FTSE 100 Inggris naik 0,37% ke 6.969,73 setelah mundurnya PM Liz Truss.
Pasar saham Asia mayoritas terkoreksi pada perdagangan hari Jumat (21/10) karena prospek kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve memperburuk sentimen investor. Yen melemah terhadap US Dollar ke posisi terendah baru selama 32 tahun dan pasar waspada terhadap US Dollar yang lebih kuat karena pengetatan The Fed dapat mendatangkan malapetaka di pasar negara berkembang. Yen melemah ke level 150,45. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,43% ke 26.890,58. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,42% di 16.211,12. Indeks Shanghai Composite naik tipis 0,13% ke 3.038,93. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,8% ke 6.676,80, serta indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,22% ke 2.213,12.
Indonesia
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu terpantau menguat nyaris 3%. Sepanjang pekan lalu IHSG menguat 2,98% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan hari Jumat kemarin, IHSG ditutup menguat 0,53% ke posisi 7.017,77. IHSG pun kembali menembus level psikologisnya di 7.000. Menguatnya IHSG dikarenakan sentimen positif pada hari Kamis lalu, dimana BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, sehingga suku bunga terkini menjadi 4,75%. Kemudian didorong juga oleh positifnya rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal 3 tahun 2022, dimana salah satu emiten perbankan besar yaitu BCA, melaporkan laba bersih sebesar Rp. 29 triliun. Selanjutnya, bank besar lainnya seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri akan merilis laporan keuangannya juga dalam minggu ini, yang diharapkan positif sehingga bisa mendorong kinerja IHSG.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.