Monday, 7 November 2022
“It’s not whether you’re right or wrong, but how much money you make when you’re right and how much you lose when you’re wrong.”
-George Soros (U.S. Investor, hedge fund manager & philanthropist)-
Indikator
Global Market
Pasar saham Wall Street USA berakhir lebih tinggi pada perdagangan akhir pekan lalu, menghentikan penurunan beruntun dalam empat hari. Para investor mencermati data laporan pekerjaan dan komentar pejabat The Fed tentang laju kenaikan suku bunga. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,26%, menjadi 32.403. Selanjutnya Indeks S&P 500 naik 1,36% menjadi 3.770 dan Indeks Nasdaq Composite bertambah 1,28%, menjadi 10.475. Laporan pasar tenaga kerja tersebut menunjukkan naiknya tingkat pengangguran di periode bulan Oktober. Hal tersebut menunjukkan sinyal pelonggaran The Fed untuk mengecilkan kenaikan suku bunga mulai bulan Desember.
Pasar saham Eropa ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan ini terjadi setelah data pasar tenaga kerja di USA mendukung spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dengan besaran yang lebih kecil pada pertemuan berikutnya. Selain itu, faktor ekspektasi pelonggaran lockdown covid-19 di China telah menopang saham tambang dan barang mewah. Indeks DAX Jerman naik 2,51% ke 13.459. Indeks FTSE 100 Inggris menguat 2,03% ke 7.334, sedangkan indeks CAC Perancis naik 2,77% ke level 6.416. Berkat periode pelaporan kinerja emiten yang sebagian besar lebih baik dari perkiraan, indeks acuan Stoxx 600 menguat 1,5% secara mingguan untuk keempat pekan berturut-turut.
Pasar ekuitas Asia menguat pada hari Jumat kemarin dan merupakan kenaikan mingguan pertama dalam sebulan terakhir. Pasar terutama didorong oleh meningkatnya harapan bahwa China akan melonggarkan kebijakan nol-COVID dan juga karena teknikal rebound di pasar saham, namun teknikal rebound ini lebih mungkin bersifat jangka pendek, menurut analisa para analis. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 5,36% ke 16.161. Sedangkan Indeks Shanghai Composite naik 2,43% ke 3.070. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,68% ke 27.199 setelah libur pada hari Kamis. Indeks Kospi Korea bertambah 0,83% ke 2.348, serta indeks S&P/ASX 200 naik 0,5% ke level 6.892.
Indonesia
IHSG menguat pada perdagangan hari terakhir pekan lalu, Jumat (4/11/2022), naik tipis 0,16% ke level 7.045, tetapi secara kinerja mingguan IHSG melemah karena dikepung berbagai sentimen negatif. Sentimen negatif datang dari kebijakan moneter ketat The Fed, turunnya harga batu bara, pelemahan rupiah, serta kenaikan cukai rokok. IHSG masih melemah 0,15% dalam sepekan lalu. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan catatan pekan sebelumnya di mana IHSG menguat 0,55% dan menguat 2,98% pada dua pekan sebelumnya. Pada hari ini pelaku pasar menanti data GDP kuartal ketiga 2022 yang akan dirilis siang hari nanti, yang menurut konsensus pasar lebih baik dari kuartal kedua 2022. Semoga dengan membaiknya data GDP tersebut dapat mendorong IHSG.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.