Wednesday, 29 December 2021
"Goal are like magnets, they’ll attract the things that make the come true."
–Tony Robbins–
Indikator
Global Market
Jepang dan China telah sepakat untuk membuka komunikasi melalui hotline atau saluran telepon pertahanan mulai tahun 2022. Hotline tersebut digunakan para pejabat terkait ketegangan yang terjadi atas pulau-pulau yang di sengketakan di laut China Timur. Mekanisme komunikasi khusus tersebut pada dasarnya disusun untuk menghindari bentrokan yang tak sengaja di laut dan di udara antar kedua negara. Diharapkan dengan adanya hotline tersebut menumbuhkan rasa saling pengertian dan kepercayaan antar dua kekuatan ekonomi dunia tersebut.
Perusahaan jasa minyak China yang berkedudukan di Irak Selatan pada hari Selasa (28/12) tertembak sebuah roket yang menargetkan pada tempat tersebut. Kejadian ini dilaporkan terjadi di Provinsi Dhi Var, Wilayah bergejolak dan landa kemiskinan di negeri itu. Irak adalah produsen terbesar kedua di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dimana komoditas itu menyumbang lebih dari 90% pendapatannya. Motif dari pelaku yang berhasil di tangkap adalah pemerasan untuk menekan Perusahaan serta mengamankan pekerjaan penduduk setempat dimana Provinsi Dhi Qar sedang dilanda protes berdarah menentang korupsi dan pengangguran sejak 2019 dikutip dari CNBC.
Otoristas kesehatan Hongkong mengatakan akan memperketat aturan karantina bagi awak kargo udara dari ancaman varian virus Omicron. Mengutip Reuters Hongkong telah mengindentifikasi beberapa kasus infeksi Omicron melalui pengujian regular selama karantina, tetapi Omicron maupun varian lainnya tidak menyebar ke komunitas dalam beberapa bulan terakhir.
Indonesia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan saat ini pihaknya telah meneliti vaksin booster dengan peneliti dari ITAGI dan beberapa kampus negeri terkait dengan penggunaan vaksin Pfizer dan Moderna setengah dosis. Hal ini dilakukan mengingat FDA Amerika sudah menyetujui penggunaan setengah dosis vaksin Pfizer dan Moderna. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa hasilnya akan dirilis pada 10 Januari nanti yang dikutip dari CNBC.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The FED akan meningkatkan suku bunga kebijakannya di tahun depan. Saat ini The Fed sudah mulai melakukan pengetatan kebijakannya dengan mengurangi penambahan likuiditas (tapering off). Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan akan dimulai di pertengahan tahun depan yang dikutip dari CNBC. Peningkatan suku bunga kebijakan The Fed ini nantinya bisa mempengaruhi peningkatan suku bunga surat utang pemerintah AS atau Treasury. Namun, BI mengungkapkan telah bersiap-siap untuk menjaga kebijakan tersebut melalui triple intervention yaitu intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market 28 Desember 2021).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.