Tuesday, 4 January 2022
"It’s better to have a partial interest in the hope diamond than to own all of a rhinestone."
–Warren Buffett–
Indikator

Global Market
Ditekan pandemi Covid-19 berturut-turut, tidak membuat Singapura menahan laju pertumbuhan ekonominya. Negara tetangga Indonesia ini baru saja merilis data pertumbuhan ekonomi di level 5,9% pada Q4-2021. Angka tersebut melewati ekspektasi pasar yang hanya di level 5,4%. Sebelumnya ekonomi Singapura diprediksi akan terhambat karena merebaknya kasus varian Delta dan Omicron yang masuk ke negara tersebut, dikutip dari Kontan.
Adanya larangan ekspor komoditas batubara dari Indonesia masih belum membuat China kewalahan. Sebagai negara konsumen batubara terbesar di dunia, dengan adanya kebijakan ini, awalnya akan berdampak pada China, namun ternyata Pemerintah China dapat menangani pemenuhan batubara dalam negerinya dengan menggenjot kembali produksi dalam negeri. Berdasarkan informasi dari Bloomberg, hal ini didukung dengan adanya cuaca cerah yang terjadi belakangan ini di China, sehingga produksi batubara dapat maksimal.
Sejak pekan lalu, sekitar 5.200 penerbangan di Amerika Serikat (AS) dibatalkan akibat meningkatnya kasus Covid-19 di AS. Berdasarkan data situs pelacakan penerbangan FlightAware yang dirujuk Associated Press, lebih dari 2.500 penerbangan AS dibatalkan pada Minggu (2/1). Sehari sebelumnya, lebih dari 2.700 penerbangan AS juga dibatalkan, dikutip dari CNN Indonesia.
Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Inflasi tahunan di akhir bulan Desember 2021 ada di level 1,87% dan secara bulanan sebesar 0,57%. Inflasi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,37% secara bulanan dan 1,75% secara tahunan. Inflasi Desember 2021 masih berada di bawah target inflasi yang di tentukan oleh Bank Indonesia (BI). BI menargetkan Inflasi di level 2-4%. Adapun sektor yang mengalami peningkatan inflasi yang paling besar adalah di sektor makanan/minuman sebesar 3,09% diikuti sektor kesehatan dan pendidikan di sekitar 1,6%.
IHS Markit merilis data perkembangan manufaktur Indonesia atau PMI manufaktur di bulan Desember 2021. Adapun manufaktur Indonesia masih berada pada level ekspansif, yaitu 53,5% (batas ekspansif 50%). Manufaktur Indonesia masih terdorong ekspansif mengingat besarnya permintaan bahan baku dari luar negeri, walaupun jika dibandingkan dengan PMI bulan November 2021, terjadi perlambatan dari yang sebelumnya 53,9%. Selain itu, perbaikan ekonomi yang berkelanjutan setelah pelonggaran pembatasan Covid-19 di bulan sebelumnya mendukung aktivitas sektor manufaktur.
Indonesia masih terus menerima kasus baru Omicron dari luar negeri. Total terdapat 21 kasus baru hingga sore hari (03/01) yang diklaim sebagai kasus kiriman. Namun, Kementerian Kesehatan menyampaikan kasus Omicron yang ada di dalam negeri sebagian besar hanyalah kasus bergejala ringan dan tidak ada yang bergejala berat. Pemerintah terus menggencarkan penanganan Covid-19 utamanya untuk mencegah varian Omicron dapat menyebar secara luas.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.