Thursday, 20 January 2022
"Money is like love. It kills slowly and painfully the one who withholds it, and enlivens the other who turns it on his fellow man."
–Kahlil Gibran–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat (AS) masih mengalami penurunan perdagangan Rabu (19/1/2022), setelah aksi jual di Wall Street yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan juga masih dibayangi oleh Covid-19. Walaupun menurut Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, sebanyak 44 Perusahaan yang menjadi konstituen indeks saham S&P 500 telah melaporkan neraca keuangan per kuartal IV-2021, di mana 73% di antaranya telah melampaui ekspektasi pelaku pasar di Wall Street. Oleh karena itu, menurutnya penurunan yang terjadi seharusnya hanya bersifat sementara.
Kasus Covid-19 Jerman makin menggila. Bahkan dalam pengumuman terbaru, kasus baru menembus 100.000 lebih dalam 24 jam terakhir. Robert Koch Institute mencatat ekonomi terbesar Eropa itu mencatat 112.323 kasus dengan 239 kematian, Rabu (19/1/2022). Tingkat kejadian mingguan mencapai 584,4 infeksi baru per 100.000 orang selama tujuh hari. Kenaikan kasus dipicu oleh mewabahnya Omicron. Varian baru Covid-19 itu menyumbang 70% infeksi baru.
Indonesia
Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun ke depan, kemungkinan BI bakal searah dengan tren kebijakan moneter global yaitu menaikkan suku bunga acuan. Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari 2022 pada 19-20 Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hari ini mengadakan rapat bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN (Persero) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Rapat bersama itu membicarakan terkait dengan transformasi di tubuh PLN termasuk pembentukan holding dan sub holding PLN. Transformasi di tubuh PLN merupakan tindak lanjut pengoptimalisasian bisnis dan kinerja yang transparan di PLN. Menteri BUMN, Erick Thohir, memang merencanakan akan membentuk dua sub holding di tubuh PLN. Di antaranya adalah Sub Holding Ritel yang hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik. Yang kedua, adalah Sub Holding Power atau pembangkit. Sub holding ini akan fokus pada pembangkit baik batubara, energi terbarukan seperti solar, air geothermal dan lainnya.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.