Monday, 24 January 2022
"The desire of gold is not for gold. It is for the means of freedom and benefit."
–Ralph Waldo Emerson–
Indikator
Global Market
Pemerintah kota Beijing memperkenalkan beberapa langkah baru untuk menekan penularan virus Corona. Ini dilakukan setelah ibu kota China terus melaporkan kenaikan kasus infeksi lokal, kurang dari dua minggu sebelum Olimpiade Musim Dingin digelar. Komisi Kesehatan Nasional mencatat China melaporkan 56 kasus Corona baru pada 22 Januari, turun dari 63 sehari sebelumnya. Dari kasus baru, 19 ditransmisikan secara lokal, dibandingkan 23 sehari sebelumnya. Jumlah kasus baru tanpa gejala, yang tidak diklasifikasikan China sebagai kasus yang dikonfirmasi, turun menjadi 34 dari 43. Hingga kini tidak ada kematian baru, sehingga jumlah korban tewas masih 4.636 orang.
Konflik Rusia dan Ukraina yang menyeret Amerika Serikat (AS) dan Ukraina makin panas. Sejumlah negara Barat dikabarkan mengirimkan kapal perangnya ke Laut Hitam, untuk mengantisipasi serangan Rusia ke Ukraina. Salah satu pejabat Ukraina sempat mengatakan perang dunia ketiga bisa pecah jika Rusia menyerang. Presiden AS Joe Biden sempat berujar akan menjatuhkan pembalasan, termasuk sanksi ekonomi yang tak pernah dilihat Rusia sebelumnya.
Indonesia
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 25 Januari 2022. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara–Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2022. Seri-seri PBS yang akan ditawarkan adalah PBS031 (sisa tenor 2 tahunan), PBS032 (sisa tenor 4 tahunan), PBS030 (sisa tenor 6 tahunan), PBS029 (sisa tenor 12 tahunan), dan PBS033 (sisa tenor 25 tahunan). Selain itu, hari ini pemerintah juga menerbitkan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021 yang akan ditawarkan secara online (e-SBN). Fitur dari ORI021 ini memiliki tingkat kupon fixed 4.90% gross pa selama 3 tahun, dimana masa penawaran akan dimulai dari hari ini, tanggal 24 Januari 2022 hingga 17 Februari 2022.
Rupiah menjadi salah satu loser di Asia pada pekan lalu akibat menanjaknya kasus penyakit akibat virus Corona (Covid-19) di Indonesia. Rupiah sempat mencatat pelemahan 3 hari beruntun melawan dollar AS, sebelum bangkit setelah Bank Indonesia (BI) memberikan kejutan kecil. Melansir data Refintiv, sepanjang pekan lalu rupiah melemah 0,28% ke Rp 14.335/US$ di pasar spot. Dengan pelemahan tersebut rupiah menjadi yang terburuk ketiga di Asia, hanya lebih naik dari dollar Taiwan dan rupee India. Terus menanjaknya kasus Covid-19 terutama varian Omicron berisiko menekan rupiah pada pekan ini. Selain itu, pelaku pasar juga akan berfokus pada pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed) pada Kamis (27/1). Seperti diketahui, The Fed akan sangat agresif menormalisasi kebijakan moneternya.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.