Monday, 7 February 2022
"The stock market is a advice for transferring money from the impatient to the patient."
–Warren Buffet–
Indikator
Global Market
Pemulihan sektor tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) terlihat semakin membaik hingga minggu awal Februari 2022. Ekonomi AS membentuk lebih banyak lapangan pekerjaan daripada yang diperkirakan pada Januari, bahkan ketika infeksi Covid-19 yang mengamuk mengganggu aktivitas bisnis. Menurut data Reuters, survei Perusahaan dalam laporan ketenagakerjaan yang diawasi Departemen Tenaga Kerja pada Jumat menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 467.000 pekerjaan bulan lalu. Namun pasar melihat dengan meningkatnya jumlah pekerjaan, ditengah masa infeksi Omicron dapat menurunkan tingkat produksi pada bulan ini dibanding sebelumnya sehingga pasar akan lebih bersiap-siap, dikutip dari Kontan.
Angin segar datang dari Organisasi negara pengekspor minyak atau yang lebih kita kenal dengan OPEC+ yang akan menaikan jumlah produksi minyak dunia. Lembaga ini telah menetapkan kenaikan minyak sebesar 400.000 barel per hari untuk Maret 2022. Peningkatan ini diperkirakan akan menekan harga minyak dunia yang kemarin telah melonjak hingga level 90 USD per dolar sehingga memicu terjadinya inflasi di berbagai negara, dikutip melalui Kontan.
Penyebaran kasus virus Covid-19 varian Omicron di kawasan Asia semakin mengkhawatirkan. Mulai dari Singapura, hingga Korea Selatan mencatatkan rekor kasus tertinggi mereka. Hal ini dapat menyebabkan perlambatan ekonomi di Kawasan Asia. Seperti yang diketahui, negara Asia merupakan negara penghasil bahan produksi atau komoditas sehingga bukan tidak mungkin, momentum pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat sedikit melambat dari perkiraan.
Indonesia
Pemerintah Indonesia akan merilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 dan secara tahunan pada Senin (7/2). Ekonomi Indonesia sepanjang 2021 diperkirakan tumbuh positif, setelah tahun sebelumnya mengalami kontraksi. Menurut CNBC, Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Oktober-Desember 2021 tumbuh 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq). Sementara pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) adalah 5,06%. Jauh lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,51% (yoy). Jika perkiraan ini benar, dapat sentiment positif bagi Indonesia.
Dalam laporan Bank Indonesia, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan di semua tenor. Saat bunga tabungan turun, Bank Indonesia mencatat produk simpanan berjangka mengalami pertumbuhan dari 2,2% secara tahunan (yoy) pada November 2021 menjadi 3,8% yoy per Desember 2021. Saat suku bunga tabungan turun tajam, tidak demikian dengan bunga kredit. Pada Desember 2021, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,1%, turun 9 basis poin (bps) dibandingkan posisi November 2021, Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo yang dikutip dari Bisnis.com.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari.