Wednesday, 16 February 2022
"Money, like emotions, is something you must control to keep your life on the right track."
–Natasha Munson–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada perdagangan Selasa (15/2/2022), di tengah kabar penarikan mundur pasukan Rusia usai latihan militer di dekat perbatasan Ukraina. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan telah menyelesaikan latihan perang dan dan telah mulai mengemas peralatan mereka ke transportasi rel dan jalan dan akan mulai bergerak ke garnisun militer. Turunnya tensi antara Rusia dan Ukraina membantu sentimen secara keseluruhan hari ini, tapi itu bukan satu-satunya kabar bagus. Kasus Covid-19 di AS kini anjlok 80% dari posisi puncak Januari, menjadi pertanda bahwa pembukaan kembali ekonomi berada di depan mata.
Ekonomi Jepang mencapai 5,4% secara tahunan (yoy) di Q4-2021. Pemulihan terjadi karena penurunan kasus Covid-19 yang menopang konsumsi. Padahal Jepang mencatat kontraksi di kuartal sebelumnya 2,7%. Namun hasil ini lebih rendah dibanding konsensus analis 5,8%. Meski begitu beberapa analis memperkirakan ekonomi akan berkontraksi lagi pada Q1-2022 ini. Karena meningkatnya kasus Covid-19 akibat Omicron dan gangguan pada rantai pasokan memukul output pabrik meningkatkan tantangan bagi pembuat kebijakan dalam mempertahankan pemulihan yang masih rentan.
Indonesia
Pemerintah telah melaksanakan lelang Surat Utang Negara pada tanggal 15 Februari 2022 untuk seri SPN03220518 (new issuance), SPN12230203 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia. Dimana total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp 23 Triliun. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 76.77 Triliun. Jumlah penawaran pada lelang tersebut naik tipis dibandingkan lelang sebelumnya, dimana pada lelang SUN 2 Februari 2022 lalu pemerintah menghimpun penawaran sebesar Rp 72 Triliun.
Neraca perdagangan Indonesia melanjutkan tren surplus pada Januari 2022. Ini artinya surplus neraca perdagangan sudah memasuki bulan ke 21 secara beruntun. BPS melaporkan surplus pada Januari 2022 mencapai US$ 930 juta. Di mana ekspor mencapai US$ 19,16 miliar (naik 25,31% secara YoY), sementara impor nominalnya lebih rendah yaitu US$ 18,23 miliar (naik 36,77% secara YoY). Lonjakan ekspor memang terjadi sejak 2020, dikarenakan kenaikan harga komoditas internasional secara signifikan. Ada batubara, nikel, bauksit, tembaga hingga minyak kelapa sawit yang merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia. Di sisi lain, pada tahun lalu, beberapa negara mitra dagang utama tanah air juga berhasil pulih lebih cepat. Sehingga permintaan terhadap barang dari Indonesia meningkat.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari, Alvin Tejo.