Thursday, 10 March 2022
"Life shrink and expands on the proportion of your willingness to take risks and try new things."
–Gary Vaynerchuck–
Indikator
Global Market
Indeks dollar Amerika Serikat (AS) belakangan ini terus melesat naik hingga mencapai level tertinggi sejak Mei 2020. Artinya dollar AS sedang kuat-kuatnya, tetapi nyatanya rupiah dan mata uang utama Asia lainnya masih stabil, meski ada beberapa yang melemah cukup tajam. Melansir data Refintiv, di awal pekan ini indeks dollar AS menyentuh level 99,41 dan sepanjang tahun ini melesat lebih dari 3%.
Dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina sudah nyata saat ini. Berdasarkan informasi di CNBC, para pemimpin Kongres Amerika Serikat sepakat mengalokasikan bantuan darurat untuk Ukraina senilai US$ 13,6 miliar atau setara Rp 194 triliun. Saat ini, eskalasi konflik di Ukraina masih belum mereda. Negara-negara barat masih menghujani sanksi kepada negara Pimpinan Presiden Vladimir Putin itu dengan harapan menghentikan serangan ke Ukraina.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan, penyebaran Omicron sub-varian BA.2 yang lebih menular meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dan menjadi varian dominan di beberapa negara. Kontribusi Omicron sub-varian BA.2 meningkat menjadi 11,6% terhadap varian virus corona baru yang beredar di Amerika Serikat per 5 Maret lalu. Mengutip Reuters, sub-varian Omicron lainnya yang telah beredar sejak Desember di AS, disebut BA.1.1 dan B.1.1.529, kini masing-masing berjumlah sekitar 73,7% dan 14,7% dari varian virus corona yang beredar di Negeri Paman Sam.
Indonesia
Kenaikan beberapa harga komoditas dan barang pangan mulai memberikan kekhawatiran terhadap inflasi dalam negeri. Gubernur Bank Indonesia (BI), beberapa Menteri, Direktur BULOG serta Wakil Ketua Badan Pusat Statistik telah melakukan pertemuan virtual untuk memperkuat sinergi dalam memitigasi peningkatan harga di pasar. Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati lima langkah strategis agar inflasi bisa terjaga pada level 3% plus minus 1%. Adapun 5 kesepakatan tersebut adalah menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional, memitigasi dampak upside risks, menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0-5,0%. memperkuat sinergi komunikasi kebijakan, dan memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), dikutip melalui CNBC.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun menjadi 113,1 per Februari 2022. Padahal, pada Januari lalu, indeks keyakinan konsumen masih berada di posisi 119,6. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan turunnya keyakinan konsumen karena ekspektasi konsumen pada kondisi ekonomi mendatang jadi terbatas akibat pandemi covid-19. Konsumen masih memiliki persepsi terhadap kondisi ekonomi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kasus positif pandemi covid-19.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari. Alvin Tejo S, Kemal Riayadsyah, Vhannya. B. Fitrah.