Wednesday, 16 March 2022
"Train people well enough so they can leave, treat them well enough so they don’t want to."
–Richard Branson–
Indikator
Global Market
Jepang melaporkan defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan pada Februari 2022. Ini terjadi karena lonjakan biaya impor yang didorong oleh kenaikan energi menambah kerentanan bagi ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. Dikutip dari Kontan, Kementerian Keuangan Jepang melaporkan ekspor hanya naik tipis, kurang dari yang diharapkan meskipun rebound dalam pengiriman tujuan China. Ini jadi tanda mengkhawatirkan bagi ekonomi Jepang yang menghadapi ketidakpastian karena kendala pasokan global dan invasi Rusia ke Ukraina. Sementara itu, impor di bulan Februari 2022 melonjak 34,0%. Realisasi itu di atas perkiraan pasar dengan rata-rata untuk kenaikan 28,0% dalam jajak pendapat Reuters. Walau begitu, defisit neraca perdagangan di Februari ini masih lebih sempit dari defisit dagang yang dicetak pada bulan Januari 2022 lalu, yang mencapai 2,19 triliun yen.
Perang Ukraina mengancam tanaman pokok dari daerah penghasil biji-bijian utama yang masuk ke Eropa. Artinya, kenaikan harga pangan yang telah mengganggu konsumen di seluruh dunia bisa menjadi lebih buruk. Dikutip dari Kontan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa biaya pangan global dapat melonjak 22% karena perang menghambat perdagangan dan memangkas panen di masa depan. Harga pangan global berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dengan indeks patokan PBB melonjak lebih dari 40% selama dua tahun terakhir. Kerawanan pangan meningkat dua kali lipat pada periode itu, dan 45 juta orang diperkirakan berada di ambang kelaparan.
Indonesia
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Februari 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 mencapai US$ 3,83 miliar. Surplus ini meningkat dibandingkan bulan lalu yang mencapai US$ 930 juta. Surplus neraca perdagangan ini disebabkan oleh nilai ekspor yang lebih tinggi daripada nilai impor. Nilai ekspor pada bulan Februari 2022 tercatat US$ 20,46 miliar dan nilai impor hanya US$ 16,64 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan nilai ekspor pada Februari 2022 ditopang salah satunya oleh batubara. Nilai ekspor pada Februari 2022 tercatat sebesar US$ 20,46 miliar. Jumlah ini naik 6,73% month to month (mtm) dari Januari 2022 yang sebesar US$ 19,16 miliar. Jika dilihat secara tahunan (yoy), seluruh komoditas mengalami kenaikan. Berdasar data BPS, secara tahunan semua sektor yang tumbuh dan yang paling tinggi adalah pertambangan dengan pertumbuhan 84,6%.
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada awal tahun 2022 menurun. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2022 sebesar US$ 413,6 miliar, atau turun dari posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar US$ 415,3 miliar. Dengan posisi tersebut, ULN Januari 2022 tercatat turun 1,7% bila dibandingkan dengan Januari 2021. Ini pun lebih dalam dibandingkan penurunan pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,4% year on year (yoy).
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari. Alvin Tejo S, Kemal Riayadsyah, Vhannya. B. Fitrah.