Monday, 4 April 2022
"We must not allow other people’s limited perceptions to define us."
–Virginia Satir–
Indikator
Global Market
Inggris berambisi untuk terus meningkatkan sanksi kepada Rusia. Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyatakan sangat penting bagi Eropa dan negara lainnya untuk menantang invasi pemimpin Rusia Vladimir Putin. Terutama dalam hal mengurangi ketergantungan negara Eropa terhadap supply energi yang selama ini disupply oleh Rusia. Tidak hanya berfokus pada negara-negara Eropa, Liz Truss juga mengajak negara India untuk ikut serta dalam pemberian sanksi kepada Rusia.
Krisis ekonomi sedang melanda Sri Lanka. Negara yang berada di Asia Selatan ini disebut mengalami krisis terparah sepanjang sejarah sejak Sri Lanka merdeka pada 1948 silam. Kondisi sulit yang dialami Sri Lanka terlihat dari naiknya harga seluruh bahan pokok dan barang-barang seperti makanan, bensin, obat-obatan, serta sembako. Kondisi ini menyebabkan munculnya gelombang demonstrasi dan kepanikan masyarakat dalam berbelanja. Saat ini, pemerintah Sri Lanka dikabarkan sedang meminta bantuan dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) dan negara-negara tetangga. Bantuan diharap bisa membantu negara ini melewati krisis dan membawa kembali berbagai barang dan kebutuhan pokok untuk masyarakat.
Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Maret 2022. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi. Pada Jumat (1/4/2022), Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan inflasi Indonesia pada Maret 2022 tercatat 0,66% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh lebih tinggi ketimbang Februari 2022 di mana terjadi inflasi -0,02% alias deflasi. Inflasi 0,66% tersebut adalah yang tertinggi sejak Mei 2019. Sementara dibandingkan Maret 2022 (year-on-year/yoy), laju inflasi adalah 2,64%. Juga terakselerasi dari Februari 2022 yang 2,06% yoy.
Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dipastikan akan berdampak pada inflasi. Namun, pemerintah memastikan dampaknya tidak akan separah yang diperkirakan. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Kementerian Keuangan Yon Arsal dalam konferensi pers mengemukakan dampak kenaikan tarif PPN terhadap inflasi nasional tidak akan sebesar yang diperkirakan. Yon mengakui bahwa kenaikan tarif PPN memang akan berdampak terhadap sejumlah komponen penyumbang inflasi. Namun, pemerintah masih meyakini laju inflasi akan tetap berada di rentang yang dipatok dalam APBN. Secara rinci berdasarkan kalkulasi pemerintah, dampak kenaikan tarif PPN terhadap inflasi akan mencapai 0,4%. Maka dari itu, pemerintah tidak terlalu mengkhawatirkan kenaikan PPN akan mengerek inflasi.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari. Alvin Tejo S, Kemal Riayadsyah, Vhannya. B. Fitrah.