Rabu, 13 April 2022
"How many millionaires do you know who have become wealthy by investing in savings accounts? I rest my case."
–Robert G. Allen–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup kompak merah pada perdagangan hari Selasa (12/4/2022). Indeks Dow Jones ditutup melemah 0.26%, Indeks S&P 500 melemah sebesar 0.34%, dan NASDAQ melemah sebesar 0.3%. Hal ini diikuti oleh ekspektasi pasar bahwa data inflasi yang keluar akan lebih tinggi sedikit dari ekspektasi sebelumnya di 8.4%, sedang data terbaru sebesar 8.5%. Selain itu Rusia kembali mengecam NATO. Ini terkait kemungkinan bergabungnya dua negara Eropa yang selama ini netral, Finlandia dan Swedia.
Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (12/4/2022), karena investor terus memantau perkembangan pandemi Virus Corona (Covid-19) di China sembari mengamati rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Maret lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sedang mengamati secara detail kasus Covid-19 yang terjadi di China. Hal ini karena, jumlah kasus di China tiba-tiba meledak dan varian Omicron BA.2 dianggap sebagai penyebabnya.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,15% atau 10,99 poin ke 7.214,78 di akhir perdagangan hari ini, Selasa (12/4). Tujuh indeks sektoral menguat bersama dengan IHSG. Sektor barang baku menguat 0,86%. Sektor barang konsumsi non-primer menguat 0,75%. Sektor barang konsumsi primer menguat 0,67%. Sektor kesehatan menanjak 0,54%. Sektor infrastruktur naik 0,53%. Sektor keuangan menguat 0,44%. Sektor properti dan real estate menguat 0,22%. Sedangkan untuk sektor teknologi ditutup melemah 1,07% dibandingkan kemarin yang sempat hijau bersamaan dengan melantainya saham GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor asing pun kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,5 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 1,11 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 392,65 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (12/4/2022), karena investor masih menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Maret 2022. Mayoritas investor cenderung kembali melepas SBN pada Selasa (12/4/2022), ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang kembali ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield dan menguatnya harga.
Sumber data : Bloomberg Closing Price dan CNBC.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari. Alvin Tejo S, Kemal Riayadsyah, Vhannya. B. Fitrah.