Tuesday, 10 May 2022
"Money is not only the answer, but it makes a difference."
–Barack Obama–
Indikator
Global Market
Penyebaran Covid-19 di Beijing meluas. Akibatnya, lebih banyak jalan, kompleks hunian, dan taman ditutup pada Senin (9/5), ketika kota berpenduduk 22 juta di China ini bergulat dengan wabah terburuk sejak 2020. Melansir Reuters, Beijing melaporkan pada Senin (9/5), sebanyak 49 kasus baru yang ditularkan secara lokal untuk Minggu (8/5), menjadikan penghitungan infeksi sejak 22 April menjadi lebih dari 760. Kasus Covid-19 yang berlarut-larut menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekspor di China. Ekspor dalam Dollar tumbuh 3,9% yoy pada April 2022, atau melewati perkiraan analis sebesar 3,2%. Namun nilai ini turun dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2022 yang sebesar 14,7%.
Dari pasar mata uang, Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang dunia. Setelah The Fed meningkatkan suku bunga acuan AS, dan terjadinya lockdown di China menjadi sentimen penguatan mata uang tersebut. Berdasarkan informasi yang dimuat dari Bloomberg.com, analis pasar melihat adanya kemungkinan peralihan modal dari negara berkembang akibat meningkatnya yield acuan atau US treasury bonds di beberapa hari kebelakang, bahkan hingga menyentuh level 3.1% pada Senin (9/5). Sikap hawkish dari The Fed juga memberikan sinyal kembali untuk peningkatan suku bunga dikemudian hari, apabila inflasi masih belum dapat dikendalikan.
Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam zona positif pada kuartal I-2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,01% secara tahunan (yoy). Pendorong pertumbukan Indonesia adalah pulihnya sektor-sektor ekonomi dan meningkatnya aktivitas perdagangan luar negeri sejak awal tahun. Pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan perkiraan pemerintah, dikutip melalui CNBC.
Selain data pertumbuhan ekonomi, Badan Pusat Statistik juga merilis data inflasi bulan April 2022. Inflasi pada April 2022 mencapai 0,95% dibanding bulan sebelumnya. Ini membuat inflasi tahunan tercatat sebesar 3,47% yoy. Meningkatnya harga kelompok makanan dan minuman serta kelompok transportasi menjadi pendorong inflasi keseluruhan yang terjadi di Indonesia. Dampak yang cukup besar juga dirasakan dari peningkatan harga bahan bakar minyak jenis pertamax dari kisaran Rp 9.000-Rp 9.400 per liter menjadi Rp 12.500 per liternya, dikutip melalui KONTAN.
Pada Senin (9/5), terjadi arus modal asing yang keluar (capital outflow) pada pasar saham sebesar Rp 2.59 triliun. hal tersebut menjadi salah satu pendorong melemahnya IHSG dan menjadikan indeks masuk ke level 6.900 setelah mengalami bullish di beberapa minggu sebelumnya. Berdasarkan informasi yang dimuat dalam KONTAN, pelemahan saham memang terjadi di beberapa negara Asia, bukan hanya saham, nilai tukar negara-negara di Asia juga rata-rata melemah terhadap Dollar AS. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global setelah meningkatnya suku bunga acuan The Fed.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari. Alvin Tejo S, Vhannya Bella, Kemal Riayadsyah, Yully.