Emerald Daily Update 14 Juni 2022 - Produk | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
 
 
 
 
 
 
 

Produk

Pastikan Anda mengetahui Profil Risiko Anda sebelum memulai berinvestasi.

INVESTASI DAN ASURANSI


INFO INVESTASI

 

Emerald Daily Update 14 Juni 2022

Selasa, 14 Juni 2022

"How many millionaires do you know who have become wealthy by investing in savings accounts? I rest my case."
–Robert G. Allen–

Indikator

Indikator

Global Market

Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Senin (13/06/2022). Dow Jones turun 2.79%, S&P 500 turun 3.88%, dan Nasdaq turun 4,68%. Investor khawatir dengan inflasi AS yang kembali memanas pada Mei lalu. Padahal sebelumnya, investor memperkirakan bahwa inflasi periode Mei lalu cenderung melandai, di mana mereka melihat sebelumnya pada inflasi periode April. Tetapi, ekspektasi investor pun meleset. Bahkan kini, investor memperkirakan bahwa potensi resesi di AS semakin membesar dengan meningginya kembali inflasi di Negeri Paman Sam. Kekhawatiran terhadap inflasi di Amerika Serikat diikuti oleh naiknya imbal hasil obligasi. Dilansir dari CNBC International, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung menguat 8,9 bp ke 3,246% pada pukul 07:05 waktu AS atau pukul 18:05 WIB, dari sebelumnya pada penutupan Jumat pekan lalu di level 3,157%.

Kekhawatiran akan penguncian ketat (lockdown) di China belum berakhir. Pasalnya kasus Covid-19 masih bermunculan di negeri itu. China melaporkan 275 kasus Covid-19 baru per 11 Juni kemarin. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 134 merupakan kasus bergejala dan 141 tidak menunjukkan gejala. Sementara itu, Ibu kota China, Beijing, melaporkan sebanyak 34 kasus Covid-19 bergejala lokal baru, turun dari sebanyak 36 kasus pada hari sebelumnya. Dilaporkan juga ada 31 kasus lokal baru tanpa gejala dibandingkan dengan 25 kasus pada hari sebelumnya. Penutupan sebagian wilayah di Shanghai dinilai investor bahwa risiko Covid di konsumen utama nikel, China, masih tinggi. Sehingga rentan menggerus permintaan nikel.

Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun lebih dari 1% pada perdagangan Senin (13/6/2022), di tengah memburuknya sentimen pasar setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali meninggi. Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun 1,29% ke posisi 6.995,44. IHSG pun menembus ke bawah zona psikologisnya di 7.000. Meski demikian, asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 376,82 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 299,85 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 76,97 miliar di pasar tunai dan negosiasi. IHSG mengekor koreksi bursa global pada hari Senin, di mana bursa Asia-Pasifik juga terpantau turun. Indeks Nikkei Jepang turun sebesar 3,01%, Hang Seng Hong Kong anjlok 3,39%, Shanghai Composite China merosot 0,89%, Straits Times Singapura turun 1,3%, dan KOSPI Korea Selatan turun 3,52%.

Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Senin (13/6/2022) awal pekan ini. Mayoritas investor cenderung melepas SBN, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor. Hanya SBN bertenor 25 yang cenderung stagnan di posisi 7,538% pada perdagangan, dilansir dari Refinitiv. Sedangkan untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali menguat 7 basis poin (bp) ke 7,29% pada perdagangan hari ini.

Index Saham

Nilai Tukar

Government Yield

Government Yield

Reksa Dana

Komoditas

Sumber data : Bloomberg Closing Price dan CNBC.

Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari, Alvin Tejo S, Kemal Riayadsyah, Vhannya. B. Fitrah.

  • Kurs Valas
  • Konversi

Konversi Mata Uang

Special Rates
TT Counter
Bank Notes

Panduan Transaksi Investasi di BNI Mobile Banking