Monday, 20 June 2022
"Ketidakpastian adalah teman dari pembeli saham jangka Panjang."
–Warren Buffett–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat ditutup mix pada perdagangan Jumat (17/6/2022). Dow Jones turun 0.13%, S&P 500 naik 0.22%, dan Nasdaq naik 1.43%. Fokus utama investor masih pada kenaikan suku bunga oleh The Fed dan ancaman pelemahan ekonomi. Jika inflasi akan terus menanjak, maka konsumsi rumah tangga, salah satu tulang punggung perekonomian, berisiko terpukul. Di sisi lain, kenaikan suku bunga dengan agresif, alhasil pelambatan ekonomi tak bisa dihindari. Risiko pelemahan semakin meninggi.
Harga energi berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi. Sepanjang Mei harga energi naik 3,9% dari bulan sebelumnya. Sementara dibandingkan Mei 2021, harga energi naik hingga lebih dari 34%. Namun, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di pekan ini turun 9,21% ke US$ 109/barel, sementara jenis Brent turun 7,29% ke US$ 113,12/barel. Turunnya harga minyak jenis brent ini yang terendah sejak 20 Mei 2022, turun pertama kalinya dalam 5 minggu. Sementara jenis WTI turun pertama kalinya dalam 8 minggu terakhir. Dengan harga minyak mentah yang turun saat ini, inflasi diharapkan segera mereda.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,1% sepanjang pekan ini setelah ditutup di level 6.936,97 pada Jumat (17/6/2022). Pada penutupan pasar Jumat lalu, diiringi oleh asing yang melakukan net sell sebesar Rp 1.29 Triliun. Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia periode 13–17 Juni 2022 ditutup bervariasi. Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi BEI selama sepekan yaitu sebesar 1,37% menjadi 28,10 miliar saham dari 27,72 miliar saham pada pekan yang lalu
Pekan ini Bank Indonesia (BI) akan kembali mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Juni 2022 yang kemungkinan akan merespon kebijakan The Fed yang telah menaikkan suku bunga. Selain itu kasus Covid-19 mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan RI menduga dua penyebab lonjakan kasus didorong longgarnya protokol kesehatan dan kemunculan sub varian baru Omicron BA.4 serta BA.5. Sub varian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5, telah dikonfirmasi masuk ke Indonesia. Ini juga diyakini memicu kembalinya kenaikan kasus Covid-19.
Sumber data : Bloomberg dan CNBC Indonesia (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari, Alvin Tejo S, Vhannya Bella, Kemal Riayadsyah, Yully.