Thursday, 23 June 2022
"Look at market fluctuations as your friend rather than your enemy."
–Warren Buffett–
Indikator
Global Market
Wall Street pada perdagangan Rabu (22/6/2022) waktu setempat ditutup melemah tipis. Dow Jones ditutup di level 30.483 turun 0.15%, Nasdaq ditutup di level 11.053 turun 0.15%, S&P 500 ditutup di level 3.760 turun 0.13% dari penutupan sehari sebelumnya. Pasar global masih menunggu hasil rilis initial job claims Amerika Serikat (19:30 WIB), General council meeting Bank Sentral Eropa (ECB) (14:00 WIB).
Bursa Asia-Pasifik ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (22/6/2022), setelah sempat dibuka menguat pada awal perdagangan. Investor masih cenderung khawatir bahwa kondisi ekonomi global masih berpotensi memburuk. Di lain sisi, Bursa Asia-Pasifik yang kembali terkoreksi terjadi di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,85% ke 6.984,31 pada perdagangan Rabu (26/6/2022). IHSG kembali keluar dari level psikologis 7.000. Di pasar reguler investor asing mencatatkan net sell senilai hampir Rp 258 miliar. Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham ANTM dan BBRI dengan net sell masing-masing Rp 73 miliar dan Rp 57 miliar. Sedangkan saham yang paling banyak diburu asing adalah saham KLBF dan ASII dengan nilai net buy masing-masing Rp 46 miliar dan Rp 34 miliar. Pasar saat ini masih fokus mencermati arah kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Tanah Air. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Juni 2022 dan pasar menantikan pengumuman Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo terkait hasil rapat pada pukul 14.00 WIB.
Bank Dunia ramal ekonomi RI tumbuh 4,6%, negara lain krisis. World Bank atau Bank Dunia menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan dibayangi oleh risiko perlambatan global pada 2022 dan tahun depan. Kepala Ekonom Bank Dunia Indonesia dan Timor Leste Habib Rab mengatakan ketidakpastian ekonomi global yang meningkat telah menciptakan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,1% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun ini dan meningkat menjadi 5,3% pada 2023. Namun, adanya perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 4,6%. Dalam skenario, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih rendah dari yang diperkirakan, yakni 4,6% pada 2022 dan 4,7% pada 2023, sesuai kisaran batas bawah Bank Indonesia.
Sumber data : Bloomberg dan CNBC Indonesia (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana, Fetie Nilasari, Alvin Tejo S, Vhannya Bella, Kemal Riayadsyah, Yully.