Monday, 04 July 2022
"We proved that we are still a people capable of doing big things and tackling our biggest challenges."
–Barack Obama–
Indikator
Global Market
Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta kepada Perusahaan-Perusahaan yang menjalankan bisnis bensin khususnya stasiun pengisian bahan bakar untuk menurunkan harga. Seperti yang diketahui, harga BBM di negeri Paman Sam tersebut mencapai lebih dari US$ 5 per galon. Hal ini memperpanjang lonjakan biaya bahan bakar hingga mendorong kenaikan inflasi. Sementara itu sinyal pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 sepertinya akan kehilangan tenaga, dimana belanja konsumen Amerika Serikat tercatat melambat. Departemen Perdagangan AS menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, tekanan harga tetap cukup kuat untuk menjaga Federal Reserve pada jalur pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Potensi resesi kian nyata jika melihat beberapa indikator makro seperti aktivitas manufaktur, keyakinan konsumen, tingkat produksi industri yang melemah.
Inflasi zona Euro melonjak ke rekor tertinggi 8,6% (yoy) di bulan Juni yang diterbitkan hari Jumat lalu, karena perang di Ukraina terus menaikkan harga pangan dan energi. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Jumat lalu memulai proses pembelian obligasi dari negara-negara Eropa selatan, termasuk Italia, Spanyol, Portugal dan Yunani. ECB dilaporkan akan menggunakan hasil dari jatuh tempo utang Jerman, Prancis dan Belanda, dalam upaya untuk membatasi spread/selisih antara biaya pinjaman masing-masing.
Dari pasar Asia, survey sentimen bisnis triwulanan Bank of Japan mencatat penurunan tajam pada periode bulan April-Juni 2022. Namun, aktivitas manufaktur China berkembang pada tingkat tertajam selama 13 bulan pada bulan Juni, didorong oleh kebangkitan output setelah pelonggaran tindakan penguncian covid-19. Pasar di Hong Kong ditutup untuk liburan karena kota tersebut memperingati 25 tahun penyerahan dari Inggris ke China pada hari Jumat lalu.
Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada bulan Juni 2022 tercatat 0,61% bila dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sedangkan inflasi tahun kalender adalah 3,19%. Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi bulan Juni 2022 berada di 4,35%, lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2022 di 3,55%, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017. Sejak awal tahun, sentimen negatif untuk aset berisiko datang bertubi-tubi. Mulai dari inflasi yang membuat ekonomi overheat dan terancam stagflasi, perang Rusia-Ukraina hingga pengetatan moneter. Faktor risiko yang masih terus diperhatikan adalah berlanjutnya tensi geopolitik Rusia-Ukraina, kebijakan proteksionisme yang memicu krisis pangan global serta agresivitas pengetatan moneter global.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.