Monday, 11 July 2022
"Our predecessors overcame many troubles and much suffering, but each time got back up stronger than before."
–Shinzo Abe–
Indikator
Global Market
Resesi perekonomian di Amerika Serikat diperkirakan oleh para ekonom akan berlangsung sepanjang tahun depan. Namun, kondisi perekonomian inilah yang dibutuhkan untuk menekan kenaikan inflasi tinggi yang sedang terjadi. Perlambatan ekonomi akan membantu Bank Sentral Amerika/Federal Reserve mendorong laju inflasi ke bawah/turun sambil memberikan waktu rantai pasokan global untuk kembali normal dan memungkinkan turunnya harga gas dan minyak.
Dari Eropa, kontes untuk menggantikan Perdana Menteri Boris Johnson di Inggris mulai ramai pada hari Minggu (10 Juli 2022), setelah ada lima orang kandidat yang menyatakan akan mencalonkan diri. Para kandidat itu pun umbar janji, mulai dari pungutan pajak yang rendah hingga penawaran era baru usai skandal yang menimpa Boris Johnson. Seperti diketahui, pada hari Kamis (7 Juli 2022) lalu, Boris Johnson resmi menyatakan mengundurkan diri setelah banyak anggota parlemen dan rekan kabinetnya menentang atas penanganan serangkaian skandal. Menteri Perdagangan Inggris Penny Mordaunt, telah menyatakan mencalonkan diri. Ia menyusul kandidat lainnya yakni Menteri Transportasi Grant Shapps, Menteri Keuangan Nadhim Zahawi, mantan Menteri Jeremy Hunt, serta Menteri Kesehatan Sajid Javid yang juga mengumumkan diri sebagai calon Perdana Menteri.
Pasar saham Asia menguat pada hari Jumat (8 Juli 2022) di sesi sore karena kekhawatiran perlambatan ekonomi agak mendingin, meskipun berita penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyentak pasar saham Jepang dan mendorong safe-heaven Yen. Meskipun sudah tidak menjadi Perdana Menteri, Shinzo Abe masih merupakan tokoh penting di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang. Dia memberikan pidato di kota Nara, berkampanye atas nama anggota partai lainnya menjelang pemilihan majelis tinggi Jepang, sesaat sebelum ditembak dan meninggal dunia.
Indonesia
Pasar keuangan Indonesia masih mengalami koreksi dalam sepekan terakhir. Saham, obligasi dan nilai tukar Rupiah kompak melemah. Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,27% di pasar spot minggu lalu dan masih dekat dengan level psikologis Rp 15.000/US$. Secara global sentimen akan probabilitas perlambatan ekonomi yang meningkat masih dominan di kalangan pelaku pasar. Resiko global tentu berdampak pada ekonomi domestik. Dari dalam negeri, kasus infeksi Covid-19 kembali meningkat karena adanya varian baru Omicron. Namun tampaknya Covid-19 sudah bukan lagi menjadi risiko yang besar untuk pasar. Justru inflasi dan risiko perlambatan ekonomi yang sekarang menjadi fokus utama. Pada awal pekan ini ada data penjualan ritel bulan Mei 2022 dan di akhir pekan ada rilis data neraca dagang Indonesia untuk periode bulan Juni 2022.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.