Wednesday, 10 August 2022
"Nobody should pin their hopes on a miracle.”
–Vladimir Putin–
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street ditutup turun pada hari Selasa karena investor mencermati sejumlah laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan menjelang pembacaan data inflasi utama. Kejatuhan itu terjadi setelah pabrikan chip memori, Micron, memperingatkan bahwa pendapatannya mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi karena faktor makroekonomi dan kendala rantai pasokan. Saham Micron merosot lebih dari 3%. Fokus investor saat ini benar-benar menantikan data terbaru dari indeks harga konsumen bukan Juli, yang akan dirilis hari Rabu ini. Laporan tersebut diperkirakan menunjukkan sedikit perlambatan inflasi, yang dapat menginformasikan pasar tentang langkah selanjutnya bagi Federal Reserve dalam menetapkan suku bunga acuan.
Bursa ekuitas Eropa berakhir di zona merah pada hari Selasa, ketika fokus di pasar global beralih ke angka inflasi utama Amerika Serikat yang akan dirilis hari Rabu ini. Laporan ketenagakerjaan Amerika yang sangat kuat minggu lalu tampaknya mengurangi kemungkinan resesi, memungkinkan bank sentral memiliki kapasitas untuk menaikkan suku bunga lebih agresif ketika berupaya mengendalikan inflasi. Dari sisi data, penjualan ritel Inggris melonjak 1,6% pada Juli, didukung gelombang panas dan penjualan pakaian cuaca panas, barang piknik, dan kipas listrik, menurut laporan dari British Retail Consortium.
Dari pasar Asia, latihan militer tantara China yang berkelanjutan di sekitar perairan Taiwan tidak banyak mempengaruhi pasar. Pasar malah menantikan data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pada hari Rabu ini untuk mengukur apakah The Fed mungkin sedikit mengurangi pertarungan inflasi dan memberikan pijakan yang lebih baik bagi ekonomi untuk tumbuh. Data lapangan pekerjaan Amerika Serikat yang kuat secara tak terduga pada hari Jumat pekan lalu telah meningkatkan spekulasi kenaikan harga konsumen Amerika Serikat dalam laporan bulan Juli yang akan dirilis pada hari Rabu, terutama untuk prospek kebijakan The Fed.
Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia pada tahun 2024 akan mulai memproduksi baterai lithium untuk digunakan pada kendaraan listrik. Adapun bahan baku baterai lithium itu akan berasal dari Indonesia sendiri yakni nikel. Seperti yang diketahui sejak tahun 2017 Indonesia resmi memberhentikan ekspor ore nikel. Pemerintah memilih untuk mengembangkan hilirisasi nikel melalui pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Supaya ekspor hasil nikel memiliki nilai jual yang tinggi. Kelak, jika Indonesia menjadi produsen terbesar baterai lithium, maka kendaraan listrik di tanah air akan semakin berkembang. Dengan semaraknya kendaraan listrik, akan mengurangi penggunaan energi yang berbasis impor.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.