Friday, 12 August 2022
"If you want to reach your goals and dreams, you cannot do it without discipline."
–Lee Kuan Yew–
Indikator
Global Market
Investor mencermati sejumlah data yang menunjukkan Indeks Harga Produsen Amerika Serikat secara tak terduga turun pada bulan Juli di tengah penyusutan biaya produk energi, dengan inflasi produsen yang mendasarinya tampaknya berada dalam tren menurun. Penurunan indeks tersebut menandakan inflasi sudah mulai melandai dan meningkatkan spekulasi di pasar berjangka bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan September, bukannya 75 basis poin seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sementara itu, Klaim Pengangguran Mingguan Amerika Serikat meningkat untuk pekan kedua berturut-turut, menurut Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis, di mana hal ini menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja.
Dari Eropa, Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar aktivitas militer di sekitar kompleks tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina diakhiri, ketika Moskow dan Kyiv masih saling menyalahkan atas serangan baru di kompleks tersebut. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penembakan Ukraina telah merusak sebagian pembangkit listrik termal dan kolam percikan yang merupakan bagian dari sistem pendingin reaktor. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengancam seluruh dunia. Amerika Serikat mendukung seruan untuk zona demiliterisasi di sekitar pabrik dan mengusulkan kunjungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Kondisi terburuk yang dihadapi mata uang Emerging Market (EM) Asia kemungkinan akan segera berakhir. Inflasi Amerika Serikat yang lebih lambat dari perkiraan akan mengurangi tekanan pada Federal Reserve untuk secara agresif menaikkan suku bunga. Data inflasi Amerika Serikat menegaskan asumsi bahwa dolar akan mengembalikan keuntungan mata uang Asia mulai kuartal ini hingga sisa tahun ini.
Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) sebagai kabar baik. Setidaknya ini bisa mengurangi derita banyak negara yang sebelumnya diperkirakan. Inflasi di Amerika Serikat menurun tanpa menyebabkan resesi harus terjadi. Dengan demikian ekonomi dunia tidak menjadi sesuram yang dibayangkan. Dampaknya terhadap Indonesia juga akan menjadi positif. Menurut Menkeu, terjadi leveling dan stabilitas harga yang kemudian tak perlu harus menyebabkan pelemahan ekonomi yang eksesif, akan menahan juga kebijakan-kebijakan adjusment terutama Bank sentralnya, The Fed atau European Central Bank.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.