Tuesday, 16 August 2022
“It is better to do it right than right away.”
-George Soros-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street menguat pada penutupa perdagangan hari Senin, dengan saham growth berkapitalisasi besar/megacaps, memperpanjang reli pasar, di tengah optimisme investor bahwa Federal Reserve dapat mencapai soft landing bagi perekonomian. Pada awal perdagangan kemarin, bursa Wall Street membuka sesi dengan penurunan, dipimpin kejatuhan sektor energi dan keuangan, sebelum rebound ke wilayah positif. Sektor bahan pokok konsumen, sektor jasa komunikasi, sektor consumer discretionary dan sektor teknologi berakhir di wilayah positif, dengan saham Tesla sebagai pendorongnya. Laporan triwulanan dari perusahaan raksasa ritel dirilis pekan ini. Hasil dari kinerja keuangan perusahaan seperti Walmart Inc., Home Depot Inc. dan Target Corp. akan dirilis dalam minggu ini.
Bursa ekuitas Eropa berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan hari Senin, memperpanjang tren positif yang terlihat pada penutupan perdagangan minggu lalu. Sektor makanan dan minuman menguat 0,9% untuk memimpin kenaikan, sementara saham sektor pertambangan turun 1,6%. Bursa ekuitas Eropa ditutup positif pada hari Jumat lalu setelah investor mencerna data ekonomi dari wilayah tersebut, termasuk pembacaan awal PDB kuartal kedua Inggris, inflasi bulan Juli dari Prancis, Spanyol dan Italia, serta produksi industri zona Euro untuk bulan Juni.
Market saham Asia bergerak bervariasi pada trading hari Senin (15/8) sore, setelah bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman utama karena sejumlah data ekonomi meleset dari perkiraan. Bank sentral China juga menggarisbawahi perlunya lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Data pabrik dan konsumen China untuk bulan Juli berada di bawah perkiraan. Produksi industry hanya tumbuh sebesar 3,8%, di bawah ekspektasi 4,6% dalam jajak pendapat kantor berita Reuters dan sedikit lebih rendah dari angka 3,9% yang dilaporkan pada bulan Juni. Penjualan ritel hanya meningkat 2,7% pada bulan Juli dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, di bawah perkiraan naik sebesar 5%.
Indonesia
Pemerintah hingga Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) sudah memastikan tidak akan ada lagi tambahan subsidi untuk kebutuhan energi di dalam negeri. Sehingga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite akan naik. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, subsidi energi yang mencapai Rp. 502 triliun di tahun ini yang sudah digelontorkan sudah terlalu besar, jika ditambah lagi tentu akan membuat APBN menjadi defisit. Pemerintah sedang menghitung supaya gap-nya tidak terlalu jauh antara harga jual dengan harga ke- ekonomian, dari Rp. 7.000 dengan Rp. 17.000 (per liter) untuk Pertalite. Sementara Solar dari Rp. 5.000 dengan Rp. 18.000.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.