Wednesday, 14 September 2022
“We will surely get to our destination if we join hands.”
-Aung San Suu Kyi-
Indikator
Global Market
Aksi jual yang luas membuat bursa ekuitas Wall Street ditutup turun signifikan pada hari Selasa kemarin, setelah laporan inflasi bulan Agustus 2022 (year on year) yang lebih tinggi dari perkiraan, walaupun melandai dari bulan sebelumnya (aktual: 8,3%, perkiraan: 8,1%, sebelumnya: 8,5%), menghilangkan harapan bahwa Federal Reserve dapat mengerem laju pengetatan kebijakannya dalam beberapa bulan mendatang. Pasar melihat bahwa penurunan inflasi belum secepat yang diharapkan. Ketiga indeks utama Wall Street merosot tajam, menghentikan kenaikan beruntun selama empat hari dan mencatat persentase penurunan satu hari terbesar sejak Juni 2020 selama pandemi Covid-19.
Bursa ekuitas Eropa ditutup turun dari level tertinggi dua minggu karena data inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari ekspektasi memperkuat spekulasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif. Saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga, paling membebani bursa, turun 3,2%, sementara real estat kehilangan 3,9%. Sektor utilitas adalah satu-satunya yang menghijau di antara sub-sektor utama di Eropa. Suku bunga yang lebih tinggi benar-benar mengubah potensi pertumbuhan bagi perusahaan sektor energi.
Saham Asia menguat pada hari Selasa (13/9) sore dan menjelang rilis data inflasi AS yang menurut beberapa ahli strategi, dapat menawarkan sinyal lain bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Para analis memperingatkan bahwa inflasi inti AS kemungkinan akan terus berlanjut dan implikasi suku bunga jangka pendek tidak jelas. Dari China, Perdana Menteri Li Keqiang berjanji akan melakukan pemulihan konsumsi sebagai kekuatan utama dan melakukan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan investasi.
Indonesia
Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan turun pada bulan Agustus 2022 karena melandainya kinerja ekspor, sementara di sisi lain impor terus naik. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada bulan Agustus sebesar US$ 4,12 miliar. Surplus menurun tipis dibandingkan Juli 2022 yang mencapai US$ 4,23 miliar. Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 19,09% (year on year/yoy) sementara impor meningkat 27,9%. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Agustus 2022 pada Kamis (15/9/2022). BPS mencatat ekspor Indonesia pada Juli mencapai US$ 25,57 miliar. Nilai tersebut turun 2,20% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) tetap masih naik 32,03% dibandingkan Juli 2021 (yoy). Sementara itu, impor Juli tercatat US$ 21,35 miliar atau naik 1,64% (mtm) dan melonjak 39,86% (yoy).
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.