Thursday, 29 September 2022
“Nobody likes to fail, but failure is an essential part of life and of learning.” – Ben Bernanke (former Federal Reserve Chairman)-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street ditutup naik pada hari Rabu, setelah aksi jual baru-baru ini, dibantu kejatuhan imbal hasil obligasi U.S. Treasury. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan pertamanya dalam tujuh sesi setelah ditutup di level terendah sejak akhir 2020 pada perdagangan hari Selasa. Emiten saham berkapitalisasi besar yang sensitif terhadap suku bunga seperti Microsoft, Amazon dan Meta Platforms terapresiasi karena imbal hasil obligasi U.S. Treasury 10 tahun berkurang lebih dari 0,26 poin persentase dalam penurunan satu hari terbesar sejak tahun 2009. Namun, saham Apple Inc. melemah 1,3% setelah Bloomberg melaporkan raksasa teknologi itu membatalkan rencana untuk meningkatkan produksi iPhone terbaru tahun ini setelah lonjakan permintaan yang diantisipasi gagal terwujud.
Bursa ekuitas Eropa menguat pada penutupan hari Rabu, dengan indeks blue-chip Inggris membalikkan kerugian setelah Bank of England mengatakan akan membeli obligasi untuk mendinginkan gejolak di pasar yang berasal dari rencana fiskal pemerintah Inggris. Bank of England (BoE) mengatakan akan membeli obligasi pemerintah jangka panjang di pasar sebanyak yang diperlukan antara sekarang dan 14 Oktober untuk menstabilkan kondisi pasar keuangan di negara itu. Pasar saham Hong Kong memimpin kerugian tajam di pasar Asia- Pasifik.
Sedangkan Yuan Tiongkok mencapai level terlemah sejak 2008 dan Rupee India juga mencatat rekor terendah. Yuan China menembus level 7,2 terhadap Dolar, berada di level terlemah sejak awal 2008. Indeks Dolar Amerika Serikat melaju ke posisi 114,68 poin. Sementara Yen melaju terhadap USD ke level 144,63. Dolar Australia melemah terhadap USD ke level $0,6383, sedangkan Dolar Singapura turun 0,49%.
Indonesia
Di tengah krisis pangan dan energi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersyukur kondisi Indonesia tidak separah negara lain. Beliau mengatakan ekonomi Indonesia sendiri merupakan salah satu yang terbaik. Masalah inflasi pangan sudah mulai terkendali. Akan tetapi, dia melihat inflasi inti atau core inflation sudah naik. Dia menilai masalah inflasi telah menjadi masalah dunia. Oleh karena itu, dia mengimbau ketahanan rumah tangga dan ketahanan desa harus diperkuat. Sebagai contoh di London sekarang itu banyak pasar yang kosong akan barang kebutuhan sehari- hari karena selama ini Inggris melakukan impor barang kebutuhan sehari-hari dari China, akan tetapi kondisi China yang sedang melambat perekonomiannya karena zero covid policy menyebabkan supply barang
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.