Wednesday, 5 Oktober 2022
“Never depend on a single income, make an investment to create a second source.” -Warren Buffett (U.S. businessman & investor)-
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 membukukan reli satu hari terbesar dalam dua tahun pada hari Selasa kemarin, setelah data manufaktur Amerika Serikat yang lebih lemah memicu harapan untuk pengetatan Federal Reserve yang tidak terlalu agresif. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melejit 825,43 poin, atau 2,8%, menjadi 30.316,32, S&P 500 naik 112,5 poin, atau 3,06%, menjadi 3.790,93 dan Nasdaq Composite meningkat 360,97 poin, atau 3,34%, menjadi 11.176,41. Kendati permintaan tenaga kerja tetap cukup kuat, lowongan pekerjaan Amerika turun paling tajam dalam hampir 2,5 tahun pada bulan Agustus, sebagai tanda misi The Fed untuk meredam inflasi dengan menaikkan suku bunga cukup efektif.
Bursa ekuitas Eropa naik tajam pada hari Selasa, sejalan dengan pasar global, didorong meningkatnya harapan bahwa bank sentral dapat mengurangi laju kenaikan suku bunga di masa mendatang. Indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup naik 3,12% atau 12,20 poin menjadi 403,03, memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut dan mencatat sesi terbaiknya sejak pertengahan Maret. Secara global, ekuitas mendapat dorongan setelah data manufaktur dari Amerika Serikat pada hari Senin, memicu harapan bahwa kenaikan suku bunga mulai memukul permintaan dan bank sentral mungkin mulai mengurangi pendekatan hawkish mereka.
Investor asing membukukan arus keluar dana dari ekuitas Emerging Market (EM) Asia, di luar saham China, pada September lalu. Minat beli investor terhalang oleh kenaikan suku bunga Amerika Serikat, USD yang lebih kuat dan prospek pertumbuhan regional yang lebih lemah. Data bursa saham di Korea Selatan, India, Taiwan, Filipina, Vietnam, dan Thailand menunjukkan bahwa asing menjual ekuitas senilai bersih USD 8,83 miliar bulan September lalu, merupakan aksi jual bulanan pertama mereka sejak bulan Juni. Tapi di Indonesia, investor asing masih mencatatkan arus masuk bersih sebesar USD 209 juta.
Indonesia
IHSG ditutup menguat pada penutupan perdagangan hari Selasa kemarin. Penguatan ini utamanya ditopang oleh kenaikan saham sektor energi. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 9 dari 11 indeks sektoral menguat. Tercatat indeks sektor energi mencatatkan penguatan paling tinggi yakni 3,18%. Penguatan sektor energi tidak terlepas dari Harga Batu Bara acuan (HBA) yang kembali melesat. Tercatat pada bulan Oktober 2022, HBA menyentuh USD 330,97 per ton, level tertingginya pada tahun ini. Seiring dengan penguatan sektor energi, saham Indika Energy (INDY) menjadi top gainer indeks LQ45, dengan penguatan 7,07 persen ke Rp 3.330, diikuti Vale Indonesia (INCO) menguat 6,48% ke Rp 6.575.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.