Thursday, 20 Oktober 2022
“A winning strategy must include losing.”
-Robert Kiyosaki (U.S. businessman & author)-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street menghentikan kenaikan dua hari beruntun, pada penutupan hari Rabu, karena kenaikan imbal hasil U.S. Treasury melemahkan momentum dari musim laporan keuangan saat ini. Imbal hasil U.S. Treasury 10-tahun menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun ketika data perumahan Amerika Serikat yang lemah tidak banyak mengubah ekspektasi The Fed yang akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga, untuk menurunkan inflasi yang tinggi. Kenaikan imbal hasil membebani emiten yang sensitif terhadap suku bunga seperti saham real estate, sebagai sektor di indeks S&P 500 yang berkinerja terburuk, sedangkn sektor energi adalah satu-satunya sektor yang mengakhiri sesi di wilayah positif dengan kenaikan 2,94%.
Bursa ekuitas Eropa ditutup melemah pada hari Rabu karena investor khawatir tentang inflasi yang tidak terkendali, prospek kenaikan suku bunga serta laporan keuangan yang variatif. Indeks Pan- Eropa Stoxx 600 ditutup melemah 0,53% atau 2,11 poin menjadi 397,73. Indeks DAX Jerman turun 0,19% atau 24,20 poin menjadi 12.741,41, FTSE 100 Inggris turun 0,17% atau 11,75 poin menjadi 6.924,99, dan CAC Prancis turun 0,43% atau 26,28 poin menjadi 6.040,72. Data menunjukkan inflasi Inggris mencapai 10,1% pada bulan September, level tertinggi selama 40 tahun. Sedangkan inflasi konsumen zona Eropa pada bulan September direvisi sedikit lebih rendah menjadi 9,9% dari 10%, tetapi masih di rekor tertinggi.
Pasar saham Asia ditutup mixed pada perdagangan hari Rabu, dimana laporan laba membantu setidaknya untuk sementara waktu, mengimbangi kekhawatiran investor bahwa kenaikan suku bunga berulang oleh bank sentral Amerika Serikat, Eropa dan Asia untuk mengendalikan inflasi yang berada pada level tertinggi multi-dekade dapat mengarahkan ekonomi global ke dalam resesi. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 2,2% ke 16.511,28. Indeks Shanghai Composite di bursa saham daratan China turun 1,19% ke 3.044,38. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,37% ke 27.257,38 dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,56% ke 2.237,44.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,38% di 6.860,42 pada perdagangan Rabu kemarin. Investor mengawasi dengan ketat perilisan kinerja keuangan emiten di AS untuk menilai dampak dari inflasi yang masih meninggi dan kenaikan suku bunga The Fed. Pada hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan per bulan Oktober. Sementara, berdasarkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia terhadap 13 institusi, menunjukkan lima institusi memperkirakan BI akan meenaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,50%, tujuh lembaga/institusi memproyeksi kenaikan sebesar 50 bps menjadi 4,75% sementara satu lembaga memperkirakan kenaikan sebesar 75 bps menjadi 5,00%.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.