Monday, 31 Oktober 2022
“Minimizing downside risk while maximizing the upside is a powerful
concept.” -Mohnish Pabrai (Indian-American businessman & investor)-
Indikator
Global Market
Pasar saham Wall Street menguat signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Data ekonomi yang menggembirakan serta prospek pendapatan emiten yang lebih cerah memicu selera risiko investor, di sisi lain investor mengantisipasi pertemuan The Fed pada pekan ini. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 2,59%, menjadi 32.861. Indeks S&P 500 naik 2,46%, menjadi 3.901 dan Nasdaq Composite Index menguat 2,87%, menjadi 11.102. Rebound 7,6% di saham Apple Inc. membantu membuat pasar positif setelah saham Amazon.com jatuh 6,8%. Musim pelaporan kuartal ketiga telah melewati titik tengah. Sebanyak 263 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan, dari jumlah tersebut, 73% telah mengalahkan ekspektasi konsensus.
Pasar saham Eropa berakhir menguat pada perdangan akhir pekan lalu. Setelah jatuh sebesar 1,1% di sesi sebelumnya, Indeks Pan Eropa, STOXX 600 naik ditutup 0,1% pada level tertinggi baru dalam lima minggu pekan terakhir. Di bursa Jerman Indeks DAX menguat 0,24% ke 13.243. Indeks CAC di Perancis naik 0,46% ke 6.273. Data menunjukkan ekonomi Perancis mengalami sedikit pertumbuhan pada kuartal ketiga, tetapi lonjakan inflasi bulan Oktober ke rekor tertinggi, menunjukkan hambatan yang membayangi pada kuartal terakhir tahun ini. Data lain menunjukkan ekonomi Jerman tumbuh secara tak terduga, karena ekonomi terbesar di Eropa tersebut mencegah ancaman resesi untuk saat ini, meskipun inflasi tinggi dan kekhawatiran atas pasokan energi.
Penguatan pasar saham Asia terhenti pada perdagangan hari Jumat (28/10) sore karena investor mencermati kinerja pendapatan emiten yang beragam, serta fokus ke meeting The Fed pada pekan ini. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 4% di penutupan perdagangan. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,87% ke 6.785. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,88% menjadi 27.105. Bank of Japan mempertahankan suku bunga pada level yang sangat rendah, sesuai dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,89% ke 2.268. Sementara itu bursa saham daratan China, Indeks Shanghai Composite turun 2,25% ke 2.915.
Indonesia
Pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik 0,55%, setelah penguatannya terpangkas pada hari terakhir perdagangan Jumat lalu, di mana IHSG melemah 0,5% ke posisi 7.056,04. Kondisi IHSG masih sulit menembus level psikologis 7.100. Meski hanya hanya mengalami apresiasi 2 kali saja yaitu di awal pekan dan pada hari Kamis lalu, aliran dana asing ke saham mulai masuk. Statistik perdagangan mencatat inflow dana asing sebesar Rp 1,5 triliun minggu lalu di pasar reguler. Namun, isu resesi di tahun 2023 masih terus menjadi ketakutan utama investor. Minggu ini menuju pengumuman The Fed sering ditandai dengan perdagangan yang volatile karena investor masih menerka-nerka langkah selanjutnya dari pejabat bank sentral terkait arah ekonomi apakah masih tetap hawkish atau mulai melunak.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.