Friday, 4 November 2022
“Becoming a successful investor in future should be effortless when you understand and let the market do the work for you."
- Adam Messina (U.S. investor, trader & entrepreneur)-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street melemah untuk hari ke-empat berturut- turut pada hari Kamis kemarin, karena data ekonomi tidak banyak mengubah ekspektasi Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,46%, menjadi 32.001,25. Sementara itu, indeks berbasis multi sektor S&P 500 melemah 1,06%, menjadi 3.719,89, sedangkan Nasdaq Composite Index turun 1,73%, menjadi 10.342,94, menyusul pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell pada hari Rabu, bahwa "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga.
Bursa ekuitas Eropa menyentuh posisi terendah untuk satu minggu, pada hari Kamis kemarin, setelah Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lanjutan ke depan, meredam harapan akan perubahan arah dalam perjuangan agresif melawan inflasi. Indeks Pan- Eropa Stoxx-600 ditutup turun 0,93% menjadi 409,55, mencatat kinerja satu hari terburuk dalam empat pekan. Bursa regional utama juga melemah. Indeks DAX Jerman melemah 0,95% menjadi 13.130,19, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,62% menjadi 7.188,63, dan CAC Perancis turun 0,54% menjadi 6.243,28.
Pasar saham Asia-Pasifik melemah pada hari Kamis kemarin, setelah Federal Reserve menambah kekhawatiran resesi dengan mengatakan pihaknya belum selesai menaikkan suku bunga AS untuk meredam inflasi. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 3,11%, memimpin pelemahan regional. Sedangkan Indeks Shanghai Composite China turun tipis 0,19% ke 2.997. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,84% ke 6.857. Indeks Kospi Korea turun 0,33% ke 2.329, sedangkan pasar Jepang ditutup untuk libur nasional pada hari Kamis. Sementara itu survei swasta menunjukkan aktivitas layanan China melambat ke level terendah selama enam bulan. Indeks Manajer Pembelian Layanan Caixin China berada di 48,4 di bulan Oktober, merupakan posisi terendah sejak Mei dan kontraksi kedua berturut-turut untuk sektor ini.
Indonesia
IHSG ditutup positif pada perdagangan hari Kamis kemarin, setelah sempat melemah ke bawah level 7.000. IHSG mampu menguat saat bursa Asia lainnya melemah akibat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mengindikasikan suku bunga bisa lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Data pasar mencatat, sebanyak 248 emiten menguat, 280 turun dan 164 stagnan. Mayoritas bursa saham Asia kemarin melemah. Sentimen positif kemarin yaitu prediksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 bisa tembus di atas 5,5% (year on year). Capaian ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini juga sekaligus menandakan Indonesia tidak mengalami perlambatan ekonomi atau jatuh ke jurang resesi, seperti yang dialami banyak negara lain.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.