Wednesday, 9 November 2022
“Stocks are still the best of all the poor alternatives in era of inflation.”
-Warren Buffett (U.S. business magnate & Berkshire Hathaway CEO)-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona positif pada hari Selasa, selama pemungutan suara dalam pemilu paruh waktu yang akan menentukan kendali Kongres Amerika Serikat. Indeks berbasis multi sektor S&P 500 ditutup menguat 0,58%, menjadi 3.828,86. Indeks S&P 500 meningkat sekitar 7% dari penutupan terendah Oktober. Nasdaq Composite Index meningkat 0,49%, menjadi 10.616,37, sedangkan Dow Jones Industrial Average meningkat 1,04%, menjadi 33.167,27, merupakan kenaikan hari ketiga berturut-turut di pasar saham Amerika Serikat.
Bursa ekuitas Eropa menyentuh level penutupan tertinggi delapan pekan pada hari Selasa, karena laporan keuangan perusahaan yang lebih baik dari ekspektasi, dimana dari 216 perusahaan Stoxx 600, hampir 60% merilis laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan. Indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup naik 0,78% menjadi 421,61, dengan sektor teknologi dan ritel memimpin pembelian Bursa regional utama juga bergerak positif. Di Jerman, Indeks DAX ditutup naik 1,15% menjadi 13.688,75, indeks FTSE 100 Inggris naik tipis 0,08% menjadi 7.306,14, dan indeks CAC Perancis meningkat 0,39% menjadi 6.441,50.
Mayoritas indeks saham di Asia-Pasifik menguat pada perdagangan hari Selasa (8/11) karena investor mencerna risalah meeting bulan Oktober Bank of Japan dan menantikan pemilu paruh waktu Amerika Serikat. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,43%. Indeks S&P/ASX 200 naik 0,37% di Australia. Korea Selatan, Kospi naik 1,06%. Anggota dewan Bank of Japan pelonggaran moneter berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat upah melalui reformasi sisi penawaran/supply. Sementara Shanghai Composite Index turun 0,52%. Sementara itu, rilis data inflasi China bulan Oktober 2022 akan dirilis hari ini.
Indonesia
IHSG ditutup terkoreksi pada perdagangan Selasa (8/11/2022). IHSG gagal bertahan di level psikologis 7.100 kemarin. Melemahnya IHSG terjadi karena investor mengantisipasi bahwa laporan indeks harga konsumen/data inflasi U.S. di hari hari Kamis besok akan memberikan sinyal lebih lanjut tentang seberapa jauh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjaga agresivitas menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi, yang menurut konsensus pasar hanya turun sedikit ke 8% dari 8,2%. Hal ini disinyalir akan membuat The Fed masih akan agresif di pertemuan berikutnya di bulan Desember nanti. Penyebab berikutnya adalah kembali diberlakukannya PPKM oleh pemerintah untuk Jawa-Bali selama 2 minggu dan luar Jawa-Bali selama sebulan, karena perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat belakangan ini, bahkan sempat menembus angka 5.000 per hari. Sub- varian Omicron XBB disebut menjadi salah satu penyebab naiknya kembali jumlah kasus aktif di Indonesia.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna, Fetie Nilasari, Alvin Tejo, Kemal Riayadsyah, Vhannya B. Fitrah, Yully, Lexy Julinar.