Friday, 11 November 2022
"If stock market experts were so expert, they would be buying stocks, not selling advice."
–Norman Ralph Augustine (CEO of the Lockheed Martin Corporation)–
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat signifikan pada hari Kamis, mencatat persentase kenaikan harian terbesar dalam lebih dari dua setengah tahun karena tanda perlambatan inflasi pada bulan Oktober 2022 ke level 7,7% dari level 8,2% pada bulan sebelumnya, memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin menjadi kurang agresif dengan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya. Saham di seluruh sektor menguat. Indeks S&P 500 ditutup menguat 5,54% menjadi 3.956,31 poin. Nasdaq Composite Index menguat 7,35% menjadi 11.114,15, sementara Dow Jones Industrial Average terapresiasi 3,70% menjadi 33.715,37.
Bursa ekuitas Eropa mencatat penutupan tertinggi dalam 11 minggu pada hari Kamis, terimbas sentimen positif dari inflasi Amerika Serikat yang lebih lambat dari perkiraan memperkuat harapan kenaikan suku bunga yang kurang agresif dari Federal Reserve. Indeks Pan-Euro Stoxx 600 menguat 2,75% menjadi 431,89. Bursa regional utama juga menguat. Indeks DAX Jerman naik 3,51% menjadi 14.146,09, indeks FTSE 100 Inggris naik 1,08% menjadi 7.375,34, dan indeks CAC Perancis menguat 1,96% menjadi 6.556,83.
Pasar saham Asia terkoreksi pada hari Kamis, dikarenakan sentimen negatif karena kemungkinan jatuhnya bursa crypto utama FTX, setelah Komisi Perdagangan Federal Amerika/Federal Trade Commission (FTC) tengah menginvestigasi FTX terkait dugaan penangangan ilegal penarikan pelanggan pada awal minggu ini. Para investor berebut menarik uang mereka setelah kejadian tersebut. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,70% ke 16.081. Indeks Shanghai Composite turun 0,39% ke 3.036. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,98% ke 27.446. Sedangkan Kospi Korea Selatan turun 0,91% ke level 2.402, serta Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,50% untuk mengakhiri sesi di 6.964.
Indonesia
IHSG ditutup di zona merah pada perdagangan hari Kamis, melemah 1,46% ke level 6.966,83. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di zona merah dari level 6.956.288 - 7.070.084. IHSG tertekan penurunan semua sektor. Pelemahan IHSG terjadi karena imbas sentimen negatif dari ketidakpastian akan hasil pemilihan umum paruh waktu/mid-term Kongres Amerika Serikat, yang sampai kemarin berjalan ketat. Apabila Partai Republik yang menang, tentunya bisa menghambat kebijakan-kebijakan yang akan diambil Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat. Pelaku pasar akan menghadapi gridlock, yaitu risiko lolosnya rancangan Undang-Undang yang dibuat Pemerintah Biden bisa banyak yang tidak di-goal-kan. Rancangan APBN kerap kali buntu yang membuat pemerintahan Amerika Serikat sering mengalami shutdown atau penutupan sebagian layanan akibat tidak adanya anggaran, dimana hal ini memberikan sentimen negatif kepada aset beresiko, terutama saham.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division