Monday, 21 November 2022
“Stock market doesn't only teaches to make money but it also teaches
lot about life, patience, persistence and wisdom.”
-Raj Mishra (founder of Indea Capital Pte. Ltd. Singapore)-
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 di bursa Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan saham defensif membayangi pelemahan emiten energi. Semenetara di sisi lain investor mengabaikan komentar hawkish para pejabat The Fed tentang kenaikan suku bunga. Pemimpin The Fed distrik Boston, Susan Collins, mengatakan dengan inflasi yang turun tipis, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin lagi untuk mengendalikan inflasi. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,59%, menjadi 33.745, indeks S&P 500 naik 0,48%, menjadi 3.965 dan indeks Nasdaq Composite naik tipis 0,01%, menjadi 11.146. Kelompok saham defensif memimpin di antara sektor dalam indeks S&P 500.
Pasar saham Eropa ditutup positif pada perdagangan akhir pekan lalu. Sektor ritel dan otomotif memimpin penguatan tersebut. Indeks Pan-Eropa, STOXX 600 menguat 1,2%. Indeks DAX Jerman naik 1,16% ke level 14.431. Indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,53% ke 7.385 dan Indeks CAC di bursa Perancis menguat 1,04% menuju ke level 6.644. Data minggu lalu menunjukkan inflasi mencapai rekor tertinggi di bulan Oktober. Survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) gabungan zona Eropa S&P Global yang dijadwalkan pada tanggal 23 November diperkirakan akan menunjukkan aktivitas turun lebih jauh dibanding bulan Oktober.
Pasar saham Asia berada dalam suasana wait and see pada hari Jumat lalu, setelah pejabat Federal Reserve melepaskan lebih banyak pernyataan peringatan pada suku bunga. Sementara meningkatnya kasus virus corona di China dan tekanan likuiditas di pasar obligasi menambah ketidakpastian. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,11% ke 27.899. Indeks Kospi Korea naik tipis 0,06% ke 2.444. Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,23% ke level 7.151. Indeks Hang Seng Hongkong turun 0,29% ke 17.992 dan Indeks Shanghai Composite melemah 0,58% ke 3.097.
Indonesia
IHSG ditutup menguat 0,53% ke level 7.082,18 pada perdagangan Jumat lalu. IHSG sempat melemah tipis di awal perdagangan tetapi berhasil rebound dan mengantarkan IHSG mendekati level psikologis 7.100. Katalis positif datang dari rilis data neraca transaksi berjalan Indonesia yang mencatatkan surplus 4,4 miliar Dolar Amerika Serikat (1,3% dari PDB), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,0 miliar Dolar AS (1,2% dari PDB). Transaksi berjalan pada triwulan III 2022 terus menunjukkan kinerja yang solid ditandai dengan peningkatan surplus sehingga dapat menahan tekanan terhadap NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) akibat tekanan pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar
keuangan global.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division