Monday, 28 November 2022
“An important key to investing is to remember that stocks are not lottery ticket.”
-Peter Lynch (U.S. investor, mutual fund manager & philanthropist)-
Indikator
Global Market
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di bursa Wall Street menorehkan penguatan di tengah situasi aktivitas perdagangan yang dipersingkat sehubungan moment Black Friday. Sedangkan indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite melemah karena terbebani oleh saham Activision Blizzard yang turun 4%, di tengah berita bahwa Federal Trade Commission (FTC) dapat memblokir Microsoft untuk mengambil alih perusahaan game tersebut. Risalah rapat The Fed minggu lalu menunjukkan bahwa bank sentral mengantisipasi memperlambat laju kenaikan suku bunga ke depan. Hal inilah yang memberi dorongan pada bursa saham hingga akhir minggu lalu. Aktivitas belanja langsung di tahun ini diperkirakan lebih banyak menarik pembeli di dalam toko dan beralih dari pengeluaran untuk perbaikan rumah ke pakaian dan kecantikan pada moment Black Friday.
Indeks Pan-Eropa Stoxx 600 terkoreksi pada penutupan perdagangan hari Jumat lalu. Sektor-sektor bergerak variatif dengan saham pertambangan dan keuangan turun 0,6%, sedangkan saham minyak dan gas bertambah 0,8%. Indeks blue-chip melampaui level tertinggi selama tiga bulan, membukukan kenaikan mingguan keenam berturut- turut. Saham Credit Suisse terus merosot meskipun memperoleh lebih dari US$4 miliar dana dari investor untuk mendanai perombakan strategis keduanya. Data ekonomi menunjukkan bahwa resesi yang
akan datang di Jerman dan zona Euro mungkin terjadi.
Ekspektasi pengetatan moneter Amerika Serikat yang tidak terlalu agresif mulai bulan depan, terus mendukung beberapa pasar saham di Asia, tetapi indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi karena rekor infeksi Covid-19 di China meredupkan prospek. Kasus Covid yang dilaporkan China terus meningkat pada hari Kamis lalu. Pemerintah daerah Zhengzhou (kawasan dimana pabrik pemasok Apple, Foxconn) mengatakan akan melakukan pengujian/test massal. China pada hari Jumat lalu melaporkan rekor infeksi COVID harian tertinggi lainnya, dengan kota-kota secara nasional memberlakukan penguncian lokal, menghilangkan harapan pelonggaran zero-covid policy.
Indonesia
Pasar keuangan Tanah Air bergerak beragam pekan lalu. IHSG melemah, sementara nilai tukar Rupiah sukses menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Investor asing melakukan net sell Rp. 233 miliar. Namun, di sepanjang pekan lalu investor asing masih terpantau melakukan aksi beli (net buy) hampir Rp. 1 triliun. Dalam lima hari perdagangan terakhir, IHSG hanya menguat 2x dan sisanya mengalami koreksi. Indeks masih terjebak dalam pola sideways di rentang 7.000-7.100. IHSG terkoreksi 0,41% di sepanjang pekan lalu. Meski IHSG sideways sejak akhir Oktober 2022, tetapi kinerja pasar saham domestik masih tetap unggul dibandingkan dengan bursa saham negara lain. Sepanjang tahun ini, IHSG masih memberikan return sebesar 7,17% dan menjadi peringkat 1 di Asia Pasifik serta peringkat 4 di dunia.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division