Wednesday, 30 November 2022
“Learn every day, but especially from the experiences of others, it’s cheaper!.” - John Bogle (U.S. business magnate & philanthropist) -
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 berakhir melemah pada penutupan perdagangan hari Selasa, bersama kejatuhan saham Apple dan Amazon menjelang pidato Chairman Federal Reserve Jerome Powell pada hari Rabu waktu Amerika Serikat di acara Brookings Institution, yang dapat memberikan petunjuk tentang besarnya kenaikan suku bunga di masa mendatang. Investor juga fokus pada aksi protes baru-baru ini terhadap pembatasan Covid-19 di China, termasuk di pabrik iPhone terbesar di dunia, di kota Zhengzhou. Saham Apple turun 2,1%, melemah selama empat hari berturut-turut. Saham Amazon, Nvidia dan Tesla masing-masing kehilangan lebih dari 1%. Survei yang dirilis Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen Amerika Serikat semakin menurun pada bulan November, di tengah kekhawatiran tentang naiknya biaya hidup.
Bursa ekuitas Eropa terkoreksi hari Selasa kemarin, karena kejatuhan sektor teknologi dan bahan kimia, mengimbangi reli saham terkait komoditas yang didorong harapan Beijing dapat melonggarkan pembatasan Covid-19 menyusul protes baru-baru ini. Emiten tambang dan migas Eropa masing-masing menguat 2,7% dan 1,8%, mengikuti harga logam dan minyak mentah, sementara saham teknologi dan kimia anjlok 1,2% dan 1,7%. Reli saham terkait komoditas dan perbankan juga membantu indeks FTSE 100 Inggris mengungguli indeks saham Jerman dan Perancis. Investor juga berhati-hati menjelang serangkaian data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk inflasi zona Euro pada hari Rabu dan laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat hari Jumat. HSBC Holdings melejit 4,4% setelah setuju untuk menjual bisnisnya di Kanada ke Royal Bank of Canada senilai USD10,04 miliar in cash.
Market saham Asia sebagian besar menguat pada trading hari Selasa (29/11) karena kegelisahan atas aksi protes di China yang dipicu oleh meningkatnya kemarahan publik atas pembatasan COVID-19 mereda. Bursa saham China rebound setelah mengalami kerugian tajam pada hari Senin menyusul protes selama akhir pekan di berbagai kota di China.
Indonesia
IHSG ditutup koreksi tipis pada perdagangan hari Selasa, walaupun akhirnya masih mampu bertahan di zona psikologis 7.000. Pengamat pasar memperkirakan lebih banyak volatilitas dalam jangka pendek, karena investor mencerna serangkaian data ekonomi yang akan datang akhir pekan ini, yang akan memberikan informasi lebih lanjut tentang keadaan ekonomi Amerika Serikat. Di lain sisi, IHSG melemah karena pelaku pasar memperhatikan kondisi di China, di mana aksi protes besar-besaran di China masih terjadi akibat kebijakan Zero Covid. Di lain sisi, investor di Indonesia cenderung wait and see jelang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. Pelaku pasar akan melihat proyeksi yang diberikan Bank Indonesia (BI) untuk tahun depan. Hari Kamis 1 Desember 2022 akan ada rilis data aktivitas sektor manufaktur dan inflasi. Jika data tersebut bagus maka akan memberi sentimen positif
untuk IHSG.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division