Monday, 5 Desember 2022
“If you do choose to invest in a share, invest for the lifetime.”
-Sandeep Sahajpal (Indian investor & Director of AMI Pvt. Ltd.)-
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, meskipun sanggup bangkit dari posisi terburuknya. Rilis data Non- Farm Payrolls (NFP) bulan November 2022 memicu ekspektasi The Fed akan mempertahankan jalur kenaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Laporan data pekerjaan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan NFP naik sebesar 263.000, di atas ekspektasi 200.000 dan pertumbuhan upah dipercepat di saat saat kekhawatiran resesi meningkat. Tingkat pengangguran Amerika Serikat tetap tidak berubah, seperti yang diperkirakan sebesar 3,7%. Investor mencari sinyal pelemahan di pasar tenaga kerja, terutama upah, sebagai indikator penurunan inflasi, yang memungkinkan The Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunga.
Saham Eropa terkoreksi pada perdagangan akhir pekan lalu. Dua hari perdagangan sebelumnya pasar Eropa ditutup positif, membukukan kenaikan tujuh pekan beruntun di tengah sinyal China akan melonggarkan kontrol Covid-19, serta meredanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Indeks Pan-Eropa, Stoxx 600 melemah 0,2% setelah reli 1,5% dalam 2 sesi terakhir. Secara mingguan Stoxx 600 menguat 0,6%, menorehkan penguatan beruntun terpanjang sejak bulan April 2021. Pelemahan saham-saham sektor energi dan teknologi membebani indeks, yang mengimbangi kenaikan di sektor real estate dan ritel.
Saham Asia ditutup melemah pada hari Jumat lalu, menjelang rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat, yang merupakan ujian besar berikutnya bagi investor yang mencari lebih banyak tanda-tanda pergeseran kebijakan suku bunga dari Federal Reserve. Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,7%. Meskipun demikian, indeks ditetapkan untuk kenaikan mingguan sebesar 3,6%, merupakan level tertinggi sejak pertengahan bulan September 2022.
Indonesia
IHSG kembali ditutup di wilayah negatif pada penutupan perdagangan Jumat lalu. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh nilai tertinggi di level 7021.82 nilai terendah di level 6967.95. Mayoritas indeks sektoral membuat IHSG terparkir di wilayah negatif. Tiga diantara indeks tersebut antara lain sektor utilities (-0.98%), industrial (-0.94%), dan teknologi (-0.67%). Pelemahan IHSG terbebani oleh saham PT. GoTo Gojek Tbk. (GOTO) yang terus menurun. Sejak penguncian atau lock up berakhir tanggal 30 November 2022 lalu, GOTO berkali-kali menyentuh All Time Low hingga mencapai batas bawah atau Auto Reject Bawah (ARB), sehingga berdampak pada pelemahan IHSG. Jika disimulasikan, per 28 November, bobot saham GOTO sebesar 4,89% terhadap IHSG. Jika saham GOTO turun 7% dalam satu hari perdagangan bursa, maka efek terhadap penurunan IHSG sebesar 0,34%.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division