Friday, 9 Desember 2022
“An investor without investment objectives is like a traveler without a
destination.” -Ralph Seger (founder of investment firm Seger-Elvekrog)-
Indikator
Global Market
Indeks S&P 500 berakhir positif pada hari Kamis, menghentikan penurunan beruntun lima sesi, setelah investor menafsirkan data yang menunjukkan lonjakan klaim pengangguran mingguan sebagai tanda laju kenaikan suku bunga akan segera melambat. Indeks utama Wall Street berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir, dengan indeks S&P 500 melemah 3,6% sejak awal bulan Desember karena ekspektasi siklus kenaikan suku bunga yang lebih lama dan pandangan ekonomi yang suram dari beberapa eksekutif perusahaan (CEO) papan atas. Pasar terombang-ambing oleh rilis data ekonomi dalam beberapa hari terakhir, dengan investor kurang yakin menjelang panduan Federal Reserve pekan depan tentang suku bunga.
Bursa ekuitas Eropa jatuh untuk sesi kelima berturut-turut pada hari Kamis, terhambat oleh kejatuhan saham perbankan dan consumer staples di tengah meningkatnya kekhawatiran akan datangnya resesi. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde juga akan berpidato pada hari Kamis. Sektor keuangan adalah hambatan besar pada indeks Stoxx 600, dengan saham perbankan jatuh untuk sesi keempat berturut-turut. London Stock Exchange Group Plc. turun 6,4% karena UBS Bank memangkas rating dan target harganya. Sementara, consumer staples juga turun, dengan British American Tobacco melemah 3,1% setelah memperkirakan net finance cost mencapai 1,6 miliar Poundsterling (USD 1,95 miliar) untuk setahun penuh 2022.
Pasar ekuitas Asia mayoritas melemah pada hari Kamis (8/12), di tengah meningkatnya optimisme atas pelonggaran pembatasan Covid- 19 di China dan kekhawatiran atas kenaikan suku bunga The Fed masih ada. Namun indeks Hang Seng Hongkong mengalami kenaikan di atas 3% memimpin kenaikan bursa Asia karena pelonggaran pembatasan yang dilakukan China. Laporan terbaru muncul setelah pemerintah China pada hari Rabu mengumumkan perubahan besar-besaran untuk melonggarkan kebijakan keras anti-Covid yang telah menghancurkan ekonomi China.
Indonesia
IHSG ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (8/12). Meski penurunan terpangkas, IHSG telah mengakhiri perdagangan di zona merah selama 6 hari beruntun. Dalam seminggu perdagangan terakhir IHSG turun 3,08% serta 2,33% dalam periode satu bulan. Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor transportasi yang turun 1,57%, sektor perindustrian turun 1,06% dan sektor teknologi turun 0,87%. Sementara itu, indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor infrastruktur yang naik 1,06%, sektor properti naik 1,01% dan sektor kesehatan naik 0,53%. Saham utama perbankan BMRI mengalami penurunan 3.13%. Pada penutupan perdagangan, saham GOTO masih menjadi pemberat terbesar IHSG, yakni turun tajam 6,54% ke posisi Rp 100/saham dan kembali menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB).
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division