Emerald Daily Update 2 Januari 2023 - Produk | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
 
 
 
 
 
 
 

Produk

Pastikan Anda mengetahui Profil Risiko Anda sebelum memulai berinvestasi.

INVESTASI DAN ASURANSI


INFO INVESTASI

 

Emerald Daily Update 2 Januari 2023

Monday, 2 January 2023

“Saving is a great habit but without investing & tracking, it just sleeps.”
-Manoj Arora (Indian magnate author & former IT top executive of IBM)-

Indikator

Indikator

Global Market

Bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan akhir tahun 2022. Wall Street mengalami penurunan tajam selama setahun yang didorong oleh kenaikan suku bunga yang agresif untuk meredam inflasi, kekhawatiran resesi, perang Rusia-Ukraina dan meningkatnya kekhawatiran atas kasus Covid-19 di China. Indeks S&P 500 telah turun 19,4% tahun ini. Indeks Nasdaq yang padat teknologi turun 33,1%, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 8,9%. Persentase penurunan tahunan untuk ketiga indeks adalah yang terbesar sejak krisis keuangan 2008, sebagian besar didorong oleh penurunan pertumbuhan saham karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga Fed yang cepat meningkatkan imbal hasil US-Treasury.

Pasar saham Eropa mengakhiri tahun terburuk mereka sejak 2018 karena perang Rusia di Ukraina, inflasi tinggi dan pengetatan kebijakan moneter memukul aset berisiko di seluruh dunia. Krisis biaya hidup yang timbul dari melonjaknya harga energi untuk bisnis dan konsumen akhirnya membebani aktivitas. Inggris diproyeksikan sudah berada dalam rekor resesi terpanjangnya, sementara penurunan di zona Eropa juga dipandang sangat mungkin terjadi.

Bursa saham Asia mayoritas ditutup menguat pada akhir perdagangan tahun 2022, merespon data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang kurang bagus, mengisyaratkan The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya. Investor khawatir bahwa upaya bank sentral untuk menjinakkan inflasi dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian tentang seberapa cepat ekonomi China akan pulih, setelah pencabutan kontrol Covid-19. Memasuki tahun 2023, investor mewaspadai dampak perang Rusia- Ukraina dan ketegangan diplomatik atas Taiwan.

Indonesia

IHSG ditutup melemah tipis dari hari sebelumnya pada penutupan perdagangan akhir tahun 2022. Padahal, pada perdagangan intraday hari Jumat kemarin, IHSG sempat bergerak di zona hijau. Tekanan global akibat melonjaknya inflasi, kenaikan suku bunga, kondisi Covid-19 di China dan perang Rusia-Ukraina menjadi penyebab IHSG kurang maksimal tahun ini. Dari awal tahun hingga Desember ini, IHSG mempertahankan pertumbuhan positif +2,93%. Tetapi, penguatan IHSG di 2022 lebih rendah dari 2021, di mana IHSG tahun lalu membukukan return +10,08%. Namun, secara historis selama 22 tahun terakhir, akhirnya IHSG untuk pertama kalinya ditutup di zona merah di bulan Desember ini (-3,26%). Selanjutnya pelaku pasar menanti data inflasi bulan Desember 2022 yang akan dirilis di tahun baru hari Senin tanggal 2 Januari 2023 ini.

Index Saham

Nilai Tukar

Government Yield

Government Yield

Reksa Dana

Komoditas

Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.

Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

Investment Group – Wealth Management Division

  • Kurs Valas
  • Konversi

Konversi Mata Uang

Special Rates
TT Counter
Bank Notes

Panduan Transaksi Investasi di BNI Mobile Banking