Wednesday, 11 January 2023
“Never depend on a single income. Make an investment to create a
second source.”
-Warren Buffett (U.S. magnate investor & CEO of Berkshire Hathaway)-
Indikator
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street menguat pada hari Selasa kemarin, dipimpin kenaikan Nasdaq sebesar 1%, setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell terkesan menahan diri dalam pidatonya untuk tidak mengomentari kebijakan suku bunga. Dalam penampilan publik pertamanya tahun ini, Powell mengatakan bahwa kemandirian The Fed sangat penting untuk meredam inflasi. Komentar baru-baru ini oleh pejabat The Fed lainnya mendukung pandangan bahwa bank sentral harus tetap agresif menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Investor menunggu data inflasi Amerika Serikat, yang diperkirakan menunjukkan moderasi harga (year-on-year) bulan Desember 2022.
Saham Eropa terkoreksi pada hari Selasa kemarin, untuk pertama kalinya dalam tiga hari, dalam, namun pelemahannya ditahan oleh komentar dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell dan lonjakan saham produsen obat Jerman, yaitu Bayer. Setelah melewati tahun 2022 yang berat, indeks Euro Stoxx 600 menguat hampir 5% sejak awal tahun ini, di tengah meningkatnya harapan resesi di zona Eropa akan lebih ringan dari ekspektasi. Goldman Sachs mengatakan tidak lagi memperkirakan kontraksi ekonomi yang cukup dalam untuk zona Eropa tahun ini.
Pasar saham Asia ditutup bervariasi pada hari Selasa kemarin menjelang rilis update inflasi Amerika Serikat yang diharapkan para trader akan mendorong Federal Reserve untuk melonggarkan rencana kenaikan suku bunga lebih lanjut. Para trader khawatir kenaikan suku bunga berulang kali oleh The Fed dan bank sentral lainnya untuk meredam inflasi tinggi, mungkin akan membawa dunia ke dalam resesi. Mereka berharap rilis data inflasi AS hari Kamis akan menunjukkan moderasi inflasi, mengurangi kebutuhan untuk memperlambat aktivitas ekonomi lebih lanjut. Pembukaan kembali China setelah pembatasan COVID-19 mendorong harga komoditas lebih tinggi.
Indonesia
Pelemahan IHSG turut menyeret Rupiah hingga sempat menyentuh Rp 15.600/US$. Pada penutupan perdagangan hari Selasa kemarin, Rupiah berada di Rp 15.570/US$, melemah tipis 0,03%. Sedangkan IHSG pada sesi 1 kemarin, sempat terkoreksi hingga 1,4% ke 6.570, level terendah dalam 7 bulan terakhir, walaupun pada penutupan pelemahan menipis ke 0,98%. Beralihnya investor asing dari pasar saham Indonesia dipicu oleh re-opening ekonomi China. Hal ini memang akan memberikan dampak yang positif bagi ekonomi dan ekspor Indonesia pada jangka panjang. Namun, pada jangka pendek, kemungkinan besar re-opening di China bisa justru menyebabkan arus modal keluar dari pasar saham ASEAN, termasuk Indonesia.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division