Tuesday, 17 January 2023
“In the long run, it’s not just how much money you make that will determine your future prosperity. It’s how much of that money you put to work by saving it and investing it.”
-Peter Lynch (U.S. investor, mutual fund manager & philanthropist)-
Indikator
Global Market
Bursa Wall Street ditutup Senin kemarin karena libur nasional memperingati Hari Martin Luther King Jr. Saat ini pelaku pasar di Amerika Serikat menanti data Producer Price Index (PPI)/inflasi dari perspektif produsen, data Retail Sales serta data pasar perumahan melalui Building Permits/ijin mendirikan bangunan, yang akan dirilis dalam minggu ini, untuk mengukur kekuatan daya beli masyarakat Amerika Serikat, sebagai referensi The Fed dalam menentukan suku bunga di pertemuan awal Februari nanti.
Pasar saham Eropa ditutup mencapai level tertinggi hampir sembilan bulan pada hari Senin lalu, meski dalam sesi perdagangan yang relatif ringan karena pasar Amerika Serikat ditutup, dengan sektor real estate dan ritel membantu mengimbangi kerugian di sektor komoditas, ketika pasar ekuitas global menguat di tahun baru yang didorong harapan rebound ekonomi China dan berkurangnya inflasi di Amerika Serikat dan Eropa sendiri. Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dimulai hari Senin setelah jeda tiga tahun, dengan investor mengawasi komentar dari beberapa pembuat kebijakan bank sentral dan pemimpin industri.
Pasar saham Asia sebagian besar menguat karena ekspektasi meredanya inflasi di Amerika Serikat mengangkat sentimen investor. Sejumlah rilis data ekonomi akan muncul pada pekan ini. China pada hari Selasa akan merilis data Retail Sales, serta Produk Domestik Bruto (PDB)/GDP. Pada hari Rabu, Bank of Japan akan mengakhiri pertemuan kebijakan moneternya dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunganya yang sangat rendah. Investor akan mencari petunjuk tentang siapa yang mungkin menjadi penerus Gubernur Haruhiko Kuroda dan
potensi perubahan kebijakan ke depan.
Indonesia
Pasar saham domestik mengawali perdagangan awal pekan ini dengan kinerja yang positif, setelah sempat berfluktuasi di sesi I dan sempat menyentuh zona merah. Penguatan IHSG justru terjadi di sesi II mendekati akhir sesi. Meski cenderung sepi dengan transaksi di bawah Rp. 10 triliun, tetapi mayoritas saham menguat. Sentimen positif datang dari pasar valuta asing. Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, hingga bertengger mendekati level Rp. 15.000/USD. Rupiah mendapat momentum penguatan setelah pemerintah mengumumkan akan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Dengan peraturan tersebut, nantinya pendapatan dari ekspor akan ditahan lebih lama di dalam negeri, sehingga pasokan Dolar Amerika Serikat bisa bertambah.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division