Emerald Daily Update 13 February 2023 - Produk | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
 
 
 
 
 
 
 

Produk

Pastikan Anda mengetahui Profil Risiko Anda sebelum memulai berinvestasi.

INVESTASI DAN ASURANSI


INFO INVESTASI

 

Emerald Daily Update 13 February 2023

Monday, 13 February 2023

"Buy when everyone else is selling and hold when everyone else is buying, it's the very essence of successful investing."
-J. Paul Getty (founder of Getty Oil Company)-

Indikator

Indikator

Global Market

Bursa Wall Street ditutup bervariasi di akhir pekan, dengan Indeks Nasdaq turun cukup dalam, pelemahan saham Growth Stock terimbas dari kenaikan yield treasury AS yang mengindikasi pelaku pasar bahwa suku bunga ada potensi naik ke tingkat yang lebih tinggi kembali. Imbal hasil benchmark US Treasury 10 tahun sudah naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan ini. Saham energi berhasil mencatat reli seiring harga minyak yang naik. Kenaikan harga minyak terjadi karena rencana Rusia untuk memangkas pasokan minyak mentah membantu mendorong Dow Jones dan S&P 500 untuk rebound di pekan lalu. Investor melihat bahwa adanya potensi kenaikan suku bunga The Fed ke depan setelah data ketenagakerjaan AS Januari 2023 menunjukkan lonjakan 517,000 nonfarm payrolls, capaian tersebut dikhawatirkan membuat inflasi AS bulan Januari 2023 diperkirakan dapat kembali naik.

Indeks saham di Asia Jumat (10/2) mayoritas di tutup turun karena investor mencerna sejumlah data untuk memutuskan apakah inflasi mulai mereda di AS maupun di negara-negara lain. Data menunjukkan bahwa inflasi (CPI) naik semakin cepat di Tiongkok di tengah pembukaan kembali (reopening) ekonomi negara itu dan musim liburan Tahun Baru Imlek yang membangkitkan permintaan konsumen, namun demikian, laju kenaikan inflasi masih cukup rendah bagi bank sentral Tiongkok (PBOC) untuk mempertahankan kebijakan moneter yang longgar demi menopang ekonomi negara tersebut.

Indonesia

Pasar saham Indonesia bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi selama sepekan. IHSG berbalik melemah dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga The Fed. Investor mengkhawatirkan berakhirnya windfall profit effect dari commodity boom prices yang terlihat dari turunnya harga batu bara.

Di sisi lain, para pelaku pasar juga menantikan rilis kinerja laporan keuangan emiten lainnya. Pelaku pasar mulai menurunkan tensi beli dan cenderung wait and see setelah IHSG gagal bertahan di level 6,950 yang di anggap sebagai level harga yang lumayan kuat, hingga akhirnya terjadi aksi profit taking. Untuk pekan ini IHSG akan dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed, pergerakan harga komoditas, rilis data neraca perdagangan, dan Rapat Dewan Gubernur BI, serta rilis laporan keuangan emiten.

Index Saham

Nilai Tukar

Government Yield

Government Yield

Reksa Dana

Komoditas

Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.

Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

Investment Group – Wealth Management Division

  • Kurs Valas
  • Konversi

Konversi Mata Uang

Special Rates
TT Counter
Bank Notes

Panduan Transaksi Investasi di BNI Mobile Banking