Wednesday, 14 June 2023
“Individual investors must act consistently as investors and not as speculators." - Ben Graham
Indikator
Global Market
Bursa Wall Street ditutup menguat dengan S&P 500 dan Nasdaq menyentuh level penutupan tertinggi dalam 14 bulan, setelah angka inflasi AS menunjukkan penurunan dari posisi bulan sebelumnya, meningkatkan spekulasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga. Saham Wall Street menguat setelah laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) naik 0,1% bulan lalu menyusul peningkatan 0,4% pada April, dengan inflasi inti tidak berubah di posisi 0,4%. Secara tahunan, headline inflation bulan Mei turun ke level 4,0% dari bulan sebelumnya 4,9%. Angka tersebut bahkan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 4,1%. Para pelaku pasar memperkirakan peluang 93% bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 5%–5,25% pada hari Rabu dan peluang 62% dari kenaikan 25 basis poin pada bulan Juli, menurut alat CME Fedwatch. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 7,2 bps menjadi 3,69% sementara yield US Treasury Note bertenor 2 tahun turun 8,6 bps menjadi 4,51%.
Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (14/6) dibuka menguat mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street di mana S&P 500 dan NASDAQ mencapai level tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Bank sentral Tiongkok (PBOC) menurunakan suku bunga acuan jangka pendek, 7-Day Reverse Repurchase Rate sebesar 10 bps dari 2.0% menjadi 1,9%. Ini adalah penurunan pertama suku bunga 7-Day Reserve Repurchase Rate sejak Agustus 2022, refleksi dari kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pelemahan pada aktivitas di sektor manufaktur.
Indonesia
Pasar saham Indonesia kembali bergerak mixed di perdagangan selasa kemarin dengan keluar masuk zona merah dan hijau, sebelum berakhir flat dan ditutup melemah tipis. Investor tetap berhati-hati menjelang keputusan kebijakan utama oleh The Fed dan bank sentral lainnya, ditengah rilis data penjualan ritel di Indonesia yang meningkat 1,5% YoY pada April 2023, namun melambat dari pertumbuhan 4,9% pada bulan sebelumnya. Pelemahan IHSG kemarin terjadi ditengah penguatan mayoritas pasar saham asia menjelang rilis data inflasi AS serta pertemuan dua hari Federal Reserve, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 bulan. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 43 milyar di pasar reguler & Rupiah menutup perdagangan kemarin dikisaran level Rp. 14,857/US$.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group – Wealth Management Division