Wednesday, 15 November 2023
"Investasi yang sukses adalah tentang mengelola resiko, bukan menghindarinya."
–Benjamin Graham–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat mengalami kenaikan cukup signifikan seiring dengan dirilisnya data inflasi Amerika selasa malam di level 3.2% di bulan Oktober, lebih baik dari perkiraan pasar di 3.3% dan lebih rendah dari bulan sebelumnya di 3.7%. Dow Jones naik 1.43% ke level 34,827.70, S&P 500 melonjak 1.91% di level 4,495.70 dan Nasdaq menguat tajam 2.37% ke 14,094.38.
Data inflasi Amerika tadi malam yang lebih baik dari perkiraan berdampak positif terhadap pasar saham dan obligasi global. Investor menyambut baik dengan mulai masuk berinvestasi ke aset-aset yang beresiko. Membaiknya sentimen pasar juga berimbas kepada melemahnya mata uang US Dollar terhadap hampir semua mata uang global.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden akan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping pada hari ini Rabu (15/11/2023) di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California. Biden dan Xi Jinping akan membahas beberapa elemen paling mendasar dari hubungan bilateral AS-China, termasuk pentingnya memperkuat jalur komunikasi terbuka, dan mengelola persaingan secara bertanggung jawab sehingga tidak mengarah ke konflik.
Indonesia
Pasar saham dalam negeri bergerak tidak terlalu signifikan menanti rilis data inflasi Amerika yang akan memberikan gambaran arah kebijakan Bank Sentral Amerika (The Fed). Index Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0.35% di 6,862.06. Arah kebijakan Bank Sentral Amerika tersebut juga tentunya akan mempengaruhi arah kebijakan Bank Sentral lainnya di global, termasuk Bank Indonesia.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan Indonesia periode Oktober 2023. Konsensus pasar yang dihimpun dari 11 lembaga, memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 akan mencapai US$ 3 miliar. Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan September 2023 yang mencapai US$ 3.42 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 42 bulan beruntun.
Sumber data : Bloomberg per 14 November 2023.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Group–Wealth Management Division.