Thursday, 30 May 2024
"Don’t focus on making money, focus on protecting what you have” – Paul Tudor Jones..
Indikator Ekonomi
Global Market
Wall Street terkoreksi setelah imbal hasil obligasi Pemerintah AS (US Treasury) terpantau melonjak. Imbal hasil US Treasury acuan tenor 10 tahun naik menjadi 4,62% yang merupakan posisi tertinggi sejak 30 April 2024. Imbal hasil US Treasury kembali naik setelah lelang obligasi 5 tahun oleh Departemen Keuangan AS senilai US$ 70 miliar menunjukkan permintaan yang rendah. Rasio bid-to-cover, yang merupakan ukuran permintaan yang diawasi dengan ketat, berada pada angka 2,3, di bawah rata-rata 10 lelang sebesar 2,45. Indeks dollar AS juga menguat ke 105,12 pada perdagangan kemarin atau posisi tertinggi sejak 15 Mei 2023. Menguatnya indeks dollar menandai tingginya permintaan terhadap mata uang US Dollar sekaligus jatuhnya mata uang lain.
Pada hari ini, AS akan merilis data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024. Konsensus pasar memperkirakan data perkiraan kedua ini akan tumbuh cenderung melambat yakni mencapai 1,3% secara basis kuartalan (quarter-toquarter/qtq). Sebelumnya pada data perkiraan pertama, perekonomian AS tumbuh sebesar 1,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan 3,4% pada kuartal IV-2023 dan di bawah perkiraan sebesar 2,5%. Perkiraan tersebut menunjukkan pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada paruh pertama tahun 2022.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup anjlok 1,56% ke posisi 7.140,23. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.100, setelah pada Selasa lalu berhasil bangkit ke level psikologis 7.200. IHSG cenderung mengikuti pasar keuangan Asia-Pasifik yang juga terpantau terkoreksi kemarin. Salah satu penyebab anjloknya pasar keuangan Indonesia kemarin yakni melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury), di mana yield Treasury acuan tenor 10 tahun naik 5,6 basis poin (bp) menjadi 4,598%. Sentimen negatif yang lain adalah terkait saham emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy, Tbk (BREN), yang resmi menggunakan skema perdagangan full call auction (FCA) setelah suspensinya kembali dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.