Thursday, 10 October 2024
“Successful investing is about managing risk not avoiding it,” – Benjamin Graham.
Indikator Ekonomi
Global Market
Bursa ekuitas Wall Street menguat pada perdagangan di hari Rabu, dengan S&P 500 dan Dow Jones mencetak rekor penutupan tertinggi setelah rilis risalah rapat Federal Reserve dan menjelang data inflasi September serta musim laporan keuangan. Risalah rapat September The Fed menunjukkan "mayoritas substansial" pejabat mendukung pemotongan suku bunga yang agresif sebesar setengah poin. Namun, ada kesepakatan yang lebih luas bahwa langkah tersebut tidak akan mengikat The Fed pada kecepatan pemotongan tertentu di masa mendatang. Trader memperkirakan peluang sekitar 79% untuk pengurangan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin dan peluang 21% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga, menurut FedWatch Tool CME Group.
Bursa ekuitas Eropa menguat di perdagangan hari Rabu, bangkit dari kerugian pada sesi sebelumnya ketika investor fokus pada pemangkasan suku bunga yang akan datang dan laporan inflasi Amerika Serikat pekan ini. Sementara itu, banyak perumus kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mengemukakan argumen mereka untuk pemangkasan suku bunga lagi minggu depan. Dengan latar belakang ekonomi yang stagnan, tekanan harga yang menurun, dan pasar tenaga kerja yang melemah, indeks STOXX beserta ekuitas di pasar regional utama berada di jalur yang tepat untuk meraih keuntungan tahun ini.
Dari bursa Asia, saham Tiongkok melemah dan komoditas berjuang untuk menemukan pijakan pada sesi perdagangan hari Rabu (9/10) sore. Ini terjadi karena investor meredam ekspektasi pemulihan ekonomi Tiongkok yang kuat.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah di sesi perdagangan hari Rabu (9/10). IHSG melemah 56 poin (-0,74%) ke posisi 7.501. Volume perdagangan sebanyak 344,92 juta lot saham. Sedangkan total nilai transaksi sebesar Rp 12,87 triliun. Seluruh sektor berada di zona merah. Sektor energi menjadi yang terlemah, turun 0,76%. Sementara itu kepemilikan asing pada surat berharga Pemerintah Indonesia per 08 Oktober 2024 berada di level 14.80% dan mengalami outflow sebesar IDR 3.00 T. Kemudian selama Oktober terjadi net capital inflow sebesar IDR 9.06 T dan selama year to date terjadi net capital inflow sebesar IDR 38.11 T. Harga SBN (09/10) mayoritas bergerak menguat dengan yield tenor 5 year turun -8.82 poin di level 6.4062% dan yield tenor 10 year turun -6.11 poin di level 6.6646%.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokum en ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.