Monday, 04 November 2024
“The individual investor should act consistently as an investor and not as a speculator.” – Ben Graham.
Indikator Ekonomi
Global Market
Indeks utama Wall Street berakhir positif pada perdagangan Jumat (1/11) setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan cukup dalam setelah laporan pendapatan Amazon yang kuat mengimbangi penurunan signifikan dalam pertumbuhan pekerjaan di AS pada Oktober. Dow Jones Industrial Average menguat +0,69% ke 42.052. Sementara S&P 500 naik 0,41%, Nasdaq Composite menguat 0,80%. Saham Amazon.com naik 6,2% setelah Perusahaan ini melaporkan pendapatan yang menunjukkan penjualan ritel yang kuat. Secara mingguan ketiga indeks ini tercatat turun dengan S&P 500 -1,38%, Nasdaq -1,51%, dan Dow Jones -0,16%.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payroll (NFP) hanya bertambah sebanyak 12.000, turun signifikan dari revisi jumlah 223.000 di September, lebih rendah dari estimasi 113.000. Tingkat pengangguran AS tetap stabil di angka 4,1%, memberikan kepercayaan bahwa pasar tenaga kerja masih kokoh meskipun terjadi badai helene dan diikuti oleh badai milton yang menerjang Florida.
Dari China dilaporkan akan dikeluarkan stimulus dari Kongres Rakyat Nasional China, yang akan bertemu dari Senin hingga Jumat. Reuters melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk menyetujui penerbitan surat utang lebih dari 10 triliun yuan (USD 1,40 triliun) dalam bentuk utang tambahan.
Indonesia
IHSG melemah -68.761 poin (-0.91%) di level 7,505 dengan sektor yang paling melemah adalah healthcare, transportation and logistic, dan consumer non-cyclicals. Per tanggal 01 November 2024 investor asing mencatatkan net capital outflow sebesar IDR 0.12 Tn. Selama Oktober net capital outflow sebesar IDR 11.27 Tn meski secara year to date net capital inflow sebesar IDR 38.26 Tn.
Inflasi Indonesia pada Oktober 2024 tercatat 0,08% month of month, mengakhiri tren deflasi lima bulan, didorong oleh kenaikan harga emas, daging ayam, dan bawang merah. Inflasi tahunan tercatat 1,71%, sedikit di atas konsensus 1,70%, sementara inflasi inti mencapai 2,21% YoY dengan kenaikan bulanan 0,22%. Dengan inflasi yang tetap dalam target BI (1,5%-3,5%), Bank Indonesia berpotensi melanjutkan penurunan suku bunga. Investor juga menantikan kebijakan kabinet baru yang diperkirakan dapat meningkatkan daya beli dan inflasi ke depan.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokum en ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.