Wednesday, 13 November 2024
“Successful investing is about managing risk not avoiding it,” – Benjamin Graham.
Indikator Ekonomi
Global Market
Indeks utama Wall Street menunjukkan penurunan setelah kenaikan tajam pasca pemilu. Para investor kini memusatkan perhatian pada data inflasi Amerika Serikat sebagai panduan lebih lanjut mengenai prospek kebijakan ekonomi dan moneter negara tersebut. Para eksekutif keuangan mengantisipasi bahwa kembalinya Presiden terpilih Donald Trump dapat menyebabkan lonjakan merger dan akuisisi Bank, karena Pemerintahannya diperkirakan akan menunjuk regulator yang mendukung kesepakatan yang lebih besar. Pergeseran dalam sikap regulasi ini diperkirakan akan terjadi seiring dengan penggantian pengawas keuangan saat ini.
Bursa Pasar Eropa secara keseluruhan memulai pekan ini dengan sentimen optimisme tinggi. Reaksi positif terhadap kebijakan ekonomi global dan antisipasi rilis data makro ekonomi menjadi faktor pendorong utama. Pasar modal Eropa diperkirakan akan terus bergerak dinamis seiring pengamatan ketat investor terhadap perkembangan data ekonomi yang berpotensi mempengaruhi kebijakan Bank Sentral dan arah investasi.
Negara China tahun ini sangat bergantung pada ekspor untuk membantu mencapai target-target ekonominya, karena konsumsi domestik masih lesu di tengah ancaman deflasi dan krisis real estat yang berkepanjangan. Namun, upaya tersebut telah menimbulkan penolakan dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta pasar-pasar negara berkembang seperti Brasil.
Indonesia
Indeks Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sejak buka pasar hingga akhir perdagangan hari ini. Selasa (12/11), IHSG naik 0,76% atau 55,53 poin ke 7.321,99 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Delapan indeks sektoral menyokong kenaikan IHSG. Sektor energi melonjak 2,83%. Sektor teknologi melesat 2,60%. Sektor properti dan real estat melaju 1,91%. Sektor barang konsumsi primer naik 1,25%. Sektor transportasi dan logistik naik 1,09%. Sektor perindustrian naik 0,36%. Sektor infrastruktur terangkat 0,30%. Sektor kesehatan naik 0,14%. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di perdagangan hari selasa (12/11), kurs rupiah spot ditutup di Rp 15.780,- per dollar AS. Kurs rupiah menjadi salah satu mata uang Asia berkinerja paling buruk.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokum en ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.