Wednesday, 04 December 2024
“In investing, what is comfortable is rarely profitable” – Robert Arnott.
Indikator Ekonomi
Global Market
Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi. Indeks Dollar (DXY) (03/12) melemah -0,081 poin (-0,08%) di level 106,365, Dow Jones melemah -0,17%, S&P 500 menguat +0,05%, Nasdaq menguat +0,40%, sedangkan harga UST mayoritas melemah yield tenor 5 year naik +2,52 poin di level 4,113% dan yield tenor 10 year naik +3,58 poin di level 4,225%.
Data ekonomi yang dirilis Selasa pagi menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS pada Oktober mencapai 7,74 juta, lebih tinggi dari estimasi 7,5 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi sinyal awal kekuatan pasar tenaga kerja.
Sentimen yang turut menggerakkan pasar saham Amerika Serikat (AS) juga datang setelah pasar mencerna komentar yang meyakinkan dari para pembuat kebijakan Federal Reserve. Dua pejabat pembuat kebijakan The Fed mengatakan, inflasi akan turun ke target 2% Bank Sentral AS dan bahwa pasar kerja solid.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan ia akan mencabut dekrit darurat militernya, setelah mengumumkannya kemarin malam dalam upaya untuk mencegah pihak oposisi mencoba melumpuhkan pemerintahannya. Mata uang Won Korea menjadi salah satu mata uang dengan pergerakan terbesar, melemah hingga 1.443,40 won per dollar, terendah sejak Oktober 2022.
Indonesia
IHSG ditutup menguat 149,03 poin atau 2,11% ke posisi 7.196,02. Sementara indeks LQ45 naik 25,52 poin atau 3,02% ke posisi 869,33. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 3,16%, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor infrastruktur yang masing-masing sebesar 1,42% dan 1,41%. Pada pasar saham Indonesia, per tanggal 03 Desember 2024 asing mencatatkan net capital inflow sebesar IDR 2,08 T. Kemudian selama Desember net capital inflow sebesar IDR 0,80 T dan secara year to date net capital inflow sebesar IDR 22,36 T.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau PPN 12% tetap naik pada 1 Januari 2025 mendatang. Hal itu diungkapkan langsung oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan, Parjiono, dalam acara sarasehan 100 ekonom INDEF, Selasa (3/12). Pernyataan Parjiono ini merupakan sanggahan terhadap komentar ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan bahwa Pemerintah berencana untuk memundurkan waktu kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang pada awalnya bakal diterapkan pada 1 Januari 2025.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokum en ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.