Emerald Daily Update 25 September 2025 - Produk | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
 
 
 
 
 
 
 

Produk

Pastikan Anda mengetahui Profil Risiko Anda sebelum memulai berinvestasi.

INVESTASI DAN ASURANSI


INFO INVESTASI

 

Emerald Daily Update 25 September 2025

Thursday, September 25 2025

“Successful investing is about managing risk not avoiding it,” – Benjamin Graham.

Indikator Ekonomi

Indikator

Global Market

Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona merah pada hari kemarin. Kejadian ini melanjutkan tren koreksi untuk hari kedua, karena investor melakukan aksi ambil untung setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell menilai harga saham berpotensi sudah terlalu tinggi, dalam penantian pasar menanti data inflasi yang akan dirilis pekan ini. Pemangkasan suku bunga pekan lalu mendorong reli saham pada September, bulan yang biasanya cenderung lemah.

Bursa ekuitas Eropa ditutup melemah, seiring penguatan saham komoditas dan pertahanan yang tertahan oleh tekanan pada sektor kesehatan serta barang mewah. Sentimen negatif juga datang dari Jerman, di mana survei menunjukkan penurunan tak terduga dalam tingkat kepercayaan bisnis pada September akibat prospek ekonomi yang masih lemah.

Saham-saham di Asia ditutup bervariatif pada hari Rabu (24/9), setelah sebelumnya melemah seiring kembalinya antusiasme terhadap kecerdasan buatan dan semikonduktor. Sektor tersebut memberikan angin segar bagi reli Tiongkok yang didorong oleh teknologi. Saham-saham Asia diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam empat tahun dan tetap berada di jalur yang tepat bulan ini untuk kinerja bulanan terbaiknya dalam setahun terakhir.

Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meniti garis hijau di akhir perdagangan hari Rabu (24/9). IHSG naik tipis 1 poin (+0,02%) ke posisi 8.126. Aktivitas trading mencatat volume sebanyak 551,43 juta lot saham. Sektor infrastruktur melemah paling dalam sebesar 1,41%. Sementara itu sektor perindustrian masih menjadi yang terkuat, naik 4,66%.

Sentimen positif datang dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam laporan Outlook-Interim Report September 2025, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,9 persen pada 2025.

Rupiah kembali tertekan terhadap dollar AS setelah pidato ketua Fed Jerome Powell yang memberi sinyal kehati-hatian dalam memangkas suku bunga AS ke depan, serta versi awal data PMI manufaktur S&P AS yang masih ekspansif di angka 52 selama September. Selain itu, depresiasi Rupiah selama sepekan juga terjadi dengan foreign outflow dengan arah kebijakan fiscal domestic yang bergeser lebih ekspansif.

Index Saham

Nilai Tukar

Government Yield

Government Yield

Reksa Dana

Komoditas

Sumber data : Bloomberg.

Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.

Divisi Wealth Management.

Manara BNI Lantai 21.

Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.

www.bni.co.id/emerald.

  • Kurs Valas
  • Konversi

Konversi Mata Uang

Special Rates
TT Counter
Bank Notes

Download wondr by BNI, Banking App untuk transaksi, mendapatkan insight, dan merencanakan life goals Anda.