Friday, September 26 2025
“Successful investing is about managing risk not avoiding it,” – Benjamin Graham.
Indikator Ekonomi

Global Market
Bursa ekuitas Wall Street melemah pada penutupan bursa kemarin, dipicu kekhawatiran bahwa data ekonomi terbaru dapat memperlambat laju pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan klaim pengangguran awal turun 14.000 menjadi 218.000 pada pekan yang berakhir 20 September, lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, data terpisah menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal II direvisi naik menjadi 3,8% (tahunan), ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis yang kuat.
Bursa ekuitas Eropa melemah pada perdagangan kemarin, tertekan aksi jual di sektor teknologi medis, setelah Amerika Serikat meluncurkan penyelidikan impor baru. Investor juga mencerna komentar pejabat Federal Reserve dan rilis data ekonomi untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga selanjutnya. Dari sisi kebijakan moneter, meski the Fed memangkas suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Swiss National Bank tetap mempertahankan suku bunga. SNB bahkan memperingatkan risiko ekonomi yang lebih suram akibat tarif AS menjelang 2026.
Market saham Asia rehat sejenak, dari reli terbarunya pada perdagangan hari Kamis (25/9) karena investor mencari katalis baru. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1%, setelah reli lebih dari 5% untuk bulan ini dan 9% untuk kuartal ini.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan Kamis (25/9/2025). Hingga penutupan perdagangan, IHSG menjauh dari All Time High (ATH). Pelemahan ini mengakhiri reli IHSG yang selama dua hari beruntun mencatatkan rekor harga penutupan tertinggi sepanjang masa di Bursa Efek Indonesia.
Rupiah kembali tertekan pada perdagangan hari ini terhadap dollar, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pernyataan yang semakin agresif terhadap Rusia terkait sanksi energi. Mengutip data Bloomberg pada Kamis (25/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp 16.749 per dollar AS, posisi tersebut melemah 65 poin atau 0,39% dibandingkan Rabu sore (24/9) di level Rp 16.684 per dollar AS.
Kepemilikan asing pada surat berharga Pemerintah Indonesia per 24 September 2025 berada di level 14.20% dan mengalami outflow sebesar IDR 3.17 T. Selama September terjadi net capital outflow sebesar IDR 41.46 T dan selama year to date terjadi net capital inflow sebesar IDR 35.75 T.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.