Wednesday, 7 April 2021
"He who knows best knows how little he knows."
–Thomas Jefferson–
Indikator
Global Market
Amerika Serikat (AS) dan sekutu meningkatkan tekanan terhadap China. Terbaru, AS dan sekutu mempertimbangkan untuk melakukan boikot terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China. CNCB melaporkan bahwa AS dibawah kepemimpinan Biden melanjutkan ketegangan dengan China dengan berbagai tuduhan seperti pelanggaran HAM, perdagangan tidak adil, pencurian kekayaan intelektual dan pandemi Covid19.
Australia meminta Uni Eropa (UE) untuk segera membuka ekspor vaksin AstraZeneca. Sebelumnya diberitakan Reuters bahwa UE mulai membatasi pengiriman vaksin keluar negeri sejak terjadinya gelombang ketiga Covid19 di negara-negara tersebut. Hal tersebut berpotensi mengurangi pasokan vaksin di negara lain dan mengganggu progres vaksinasi. Pengurangan pasokan ini juga terjadi di Indonesia seperti disampaikan Menkes hari kemarin.
Wall Street menghentikan tren penguatan pada perdagangan kemarin, terindikasi dari taking profit yang dilakukan oleh Investor sambil menunggu dimulainya musim laporan keuangan.
Indonesia
Hari ini Indonesia akan mengumumkan data Cadangan Devisa per Maret 2021. Setelah di Februari tercatat Cadev sebesar US$ 138,8 miliar atau setara 10.5 bulan impor, beberapa ekonom memprediksi di Maret akan terjadi penurunan Cadev. Hal ini diprediksi akibat dari arus dana asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia selama bulan Maret, meski diimbangi oleh Neraca Perdagangan Indonesia yang surplus. Cadangan Devisa yang kuat akan memberikan optimisme investor global terhadap kemampuan Indonesia, sehingga cenderung memberikan penguatan di pasar keuangan khususnya obligasi.
Musim Laporan Keuangan di Indonesia diiringi dengan musim bagi dividen kinerja tahun 2020. Berdasarkan rekapitulasi dari Kontan, beberapa emiten yang terjadwal cum date minggu ini antara lain : Sido Muncul dengan dividen Rp 18,9/saham, Solusi Bangun Indonesia Rp 25,48/saham, Semen Indonesia Rp 188,3/saham, BCA Rp 432/saham, BNI Rp 44,02/saham, Maybank Rp 3,32/saham, Bukit Asam Rp 74,55/Saham, Tower Bersama Inf. Rp 32/saham.
Analisis
Yield Obligasi Indonesia dan US Treasury yang terus turun, berpeluang membuka kembali kesempatan pasar saham untuk menguat. Ditambah lagi IHSG yang sudah terkoreksi cukup tajam dalam seminggu terakhir, akan membuka potensi investor untuk mulai koleksi instrument saham. Meski begitu, penguatan IHSG dapat terbatas akibat pelemahan Wall Street kemarin yang dapat mengurangi pasokan dana dari investor asing.
Investor dapat melakukan koleksi Saham atau Instrumen turunannya seperti Reksadana Saham dan Reksadana Campuran dengan bertahap untuk memanfaatkan momentum harga/NAB yang masih murah.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.