Tuesday, 13 April 2021
"Life is a succession of lessons which must be lived to be understood."
–Ralph Waldo Emerson–
Indikator
Global Market
Bursa saham AS (Wall Street) mengawali pekan ini di zona merah, turun dari rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada pekan lalu. Pelaku pasar menanti rilis data inflasi, serta laporan laba rugi emiten di pekan ini. Data inflasi AS akan dirilis hari ini, yang akan memberikan dampak signifikan di pasar. Pada Minggu malam waktu AS, ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS berada di "poin pembalikan" dengan pertumbuhan dan kenaikan pembukaan lapangan kerja diprediksi melesat. Dia menilai inflasi 2% masih bisa diterima. Sejauh ini, AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia, tetapi dengan cepatnya vaksinasi yang dilakukan, perekonomiannya diperkirakan akan tumbuh tinggi, mengungguli negara-negara lainnya. Hal tersebut memberikan dampak yang besar di pasar finansial global, termasuk mempengaruhi aset-aset dari Indonesia.
Sementara dari kabar korporasi, investor akan mengawasi saham raksasa teknologi China Alibaba, setelah Bank Sentral China mengumumkan bahwa Perusahaan afiliasi keuangan dari Alibaba, Ant Group akan merestrukturisasi sebagai Perusahaan induk keuangan. Itu terjadi hanya beberapa hari setelah Alibaba didenda US$ 2,8 miliar karena melanggar aturan anti-monopoli. Microsoft Corporation sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi Perusahaan pengenalan suara Nuance Communications. Microsoft bersedia membayar sekitar US$ 56/saham untuk membeli Nuance. Dengan demikian, jumlah pembelian itu akan memberi Nuance nilai ekuitas sebesar US$ 16 miliar atau setara dengan Rp 232 triliun.
Indonesia
IHSG dibuka terkoreksi pada perdagangan pagi ini. Data inflasi yang akan dirilis hari ini akan dinanti pelaku pasar, dan disebut sebagai salah satu yang menjadi kekhawatiran. Sebab, inflasi di AS diperkirakan akan kembali ke level sebelum pandemi melanda, dan akan semakin tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Jika itu terjadi, maka daya beli masyarakat akan menurun, begitu juga dengan margin korporasi akan tergerus, yang pada akhirnya akan memukul perekonomian. Selain itu, rilis data neraca dagang China juga akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan hari ini. Maklum saja, China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia, data neraca dagang bisa menunjukkan bagaimana roda perekonomiannya berjalan, begitu juga secara global.
Analisis
Secara fundamental, perbaikan ekonomi pada global dan domestik masih menunjukan indikasi yang baik. Hal tersebut didorong oleh berbagai stimulus jumbo di beberapa negara. Level IHSG yang terkoreksi dalam beberapa hari terakhir, dapat dimanfaatkan untuk mengkoleksi instrumen berbasis saham untuk mendapatkan harga murah, secara bertahap. Selain itu dari pasar SBN dengan semakin stabilnya yield US Treasury 10 Yr membuat pelaku pasar sekarang sudah mulai mengoleksi kembali SBN.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Pkl. 10.00 WIB).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.